JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diperkirakan masih tertekan, awal pekan ini. Sentimen eksternal diperkirakan masih dominan mempengaruhi pergerakan rupiah.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas, Lukman Leong melihat, dengan absennya data ekonomi penting dari domestik, maka investor akan mengantisipasi data inflasi Price Consumption Expenditure (PCE) Amerika Serikat (AS) untuk pekan ini. Data PCE AS diperkirakan kembali termoderasi, namun investor belum bisa optimistis ketika pejabat-pejabat bank sentral AS atau the Fed masih bernada hawkish.

Menurut Lukman, rupiah pekan ini masih dalam tekanan, walau bank Indonesia besar kemungkinan akan kembali mengintervensi. Karenanya, kurs rupiah terhadap dollar AS dalam perdagangan di pasar uang antarbank, Senin (24/6), bergerak dalam rentang 16.350-16.600 rupiah per dollar AS.

Sebelumnya, nlai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan, Jumat (21/6), ditutup melemah 20 poin atau 0,12 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.450 rupiah per dollar AS. Pelemahan dipengaruhi sentimen pemangkasan suku bunga acuan AS.

"Rupiah berada pada titik terlemahnya karena dollar AS terdorong ke level tertinggi baru dalam delapan minggu akibat dari pendekatan Federal Reserve yang sabar dalam menurunkan suku bunga kontras dengan sikap yang lebih dovish di negara lain," kata analis Finex Brahmantya Himawan di Jakarta.

Baca Juga: