JAKARTA - Pemerintah menghentikan sementara (moratorium) pekerjaan konstruksi layang pada seluruh proyek infrastruktur di Indonesia, baik jalan tol, jembatan, Light Rapid Transit (LRT), maupun Mass Rapid Transit (MRT) untuk menghindari kerugian negara.

"Saat ini memang tidak ada kerugian, tapi kita evaluasi untuk menghindari kerugian negara ke depannya," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, di Kantor Presiden, di Jakarta, Selasa (20/2). Basuki mengakui penghentian sementara konstruksi layang akibat runtuhnya bekisting pier head proyek Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) pada Selasa pagi.

Kecelakaan kerja ini merupakan kejadian beruntun dan menjadi peristiwa ke-14 sepanjang pemerintah menggelar proyek infrastruktur. "Ini kejadian yang ke-14. Jadi, kami ambil langkah-langkah. Kami ingin mengantisipasi supaya tidak terjadi lagi," kata Basuki didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Rini Sumarno.

Dia mengungkapkan pemberhentian sementara konstruksi layang berlaku pada seluruh proyek, baik jalan tol, jembatan, LRT, maupun MRT. "Bukan moratorium pembangunan infrastruktur, tapi memberhentikan sementara pekerjaan di atas permukaan tanah," kata Basuki. Dia mengatakan untuk pembangunan jalan yang tidak layang, seperti pembetonan, pengurukan, dan lainnya masih tetap jalan.

Nantinya, Komite Keselamatan Konstruksi akan melakukan evaluasi dan Kementerian BUMN memerintahkan BUMN Karya bersama konsultan independen mengevaluasi metode kerja, mulai dari Standar Operasional Prosedur (SOP), sumber daya manusia (SDM), hingga peralatan.

"Semua akan dievaluasi, termasuk desain, agar bisa ditemukan akar penyebabnya, sehingga kita berhentikan dulu sementara agar ditemukan tidak terlalu lama. Semoga tidak men-delay jadwal pelaksanaan atau jadwal penyelesaiannya," katanya.

WK Minta Maaf

Sementara itu, PT Waskita Karya (Persero) Tbk atau WK sebagai pelaksana proyek jalan tol Becakayu menyampaikan permohonan maaf. "Kami minta maaf. Kepada keluarga korban juga kami mohon maaf," kata Kepala Divisi III PT Waskita Karya, Dono Parwoto. Ia menjelaskan, kejadian Selasa pagi adalah ambruknya bekisting pier head atau besi penyangga cetakan cor kepala tiang beton.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dengan lokasi kejadian di dekat Gerbang Tol Kebon Nanas, Jakarta Timur. Sebuah bekisting pier head ambruk. Akibatnya, tujuh orang mengalami luka-luka.

fdl/ers/yni/AR-2

Baca Juga: