Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggagas untuk diselenggarakan adanya pembangunan jalur kereta melingkar (loop line) di Ibu Kota. Keberadaan loop line ini diyakini bisa mengurangi kemacetan di Jakarta.

Pasalnya, masih banyak perlintasan sebidang kereta api yang ada di Jakarta. Nantinya, jalur kereta api sebidang ini akan dijadikan melayang (elevated) agar tidak lagi ada kemacetan di perlintasan sebidang itu. Bahkan, kemacetan di Jakarta ini menimbulkan kerugian hingga 67 triliun rupiah.

Untuk mengetahui lebih lanjut akan hal itu, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan mewawancarai Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah, di Balaikota, Jakarta Pusat, Senin (4/12). Berikut petikannya:

Kabarnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama Kementerian Perhubungan membentuk tim kecil?
Iya. Itu untuk mempertajam agar isu-isu yang menjadi perhatian agar dipercepat, seperti TOD, LRT, MRT, Loopline. Nanti dibikin oleh Kemenhub, tadi sudah ditugaskan oleh pak Menteri kepada Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ)

Apakah kajian loop line itu sama dengan LRT?
Yang penting tahu basic design mana-mana saja. Yang kedua disiapkan detail enggineering design (DED)-nya biar kelihatan semua seperti itu.

Di perlintasan sebidang mana saja yang menyebabkan kemacetan parah?
Hampir semua perlintasan sebidang bikin macet. Makanya kalau seumpama kita mengandalkan hanya rute basic agak berat. Kan nanti PT KAI mempunyai target sampai 2 juta, kalau 2 juta setiap dua menit, neng nong neng nong akhirnya kereta harus naik. Makanya salah satu yang dibahas secara garis besar agar mengatasi masalah permasalahannya yaitu iya pembangunan Loop Line untuk jalur kereta api yang ada di Jakarta

Lalu, jalur kereta dibawah jadi apa?
Nanti bisa dibahas lebih lanjut antara KAI. Sebenarnya kalau bicara keseluruhan mau tidak mau keseluruhan. Idealnya seperti itu. Sehingga di atas pergerakan kereta api tidak terganggu, di bawah beban untuk mengatasi kemacetan tidak terganggu. Yang kedua, kalau sudah Loop Line sendiri, kebutuhan untuk stasiun bisa dibikin kalau seumpama dibawah susah.

Anda yakin loop line ini bisa mengatasi kemacetan di Jakarta?
Pastilah. Kalau Loop Line itu isu ada dua pertama mengatasi kemacetan kedua masalah keselamatan. Penutupan sebidang itu pertama syarat ada underpass dan flyover, kedua ada jalan alternatif sehibgga kalaupun seumpama ada flyover dan underpass tapi tidak ada jalan alternatif, ya tidak bisa paksa untuk melakukan penutupan.

Apakah kebutuhan jalur kereta melayang ini mendesak?
Kalau melihat pak gubernur dan pak Menteri, harus segera. Kalau bicara itu sudah lama bicara Perpres No 83 tahun 2011 sudah lama.

Apakah jalur loop line ini akan melewati Sudirman-Thamrin?
Belum. Ini sekarang lagi disimulasikan dengan tehnic fisin. Kalau seumpama itu dikasih pergerakan seperti apa, jadi kajian biar matang

Bagaimana rencana penerapan OK Otrip?
Nanti, baru saya undang hari ini ke-6 bank itu. Prinsip begini pokoknya tetap kita jalankan, insya allah. Yang jelas, bagaimana sistem itu bisa memonitor perjalanan orang, yang kedua menghindari kebocoron gesekan sehibgga kita gampang menghitung PSO yang kita siapkan dan yang ketiga kita juga bs memonitor pergerakan daripada armada itu sendiri.

Apa yang menjadi hambatan penerapan OK Otrip itu?
Nanti, kita bahas dulu isu sentralnya terkait masalah sistem pembayaran pelan-pelan dulu.

Memangnya seperti apa sistem pembayaran itu?
Ya sistem pembayaran di angkot itu. Kita membangun sistem aplikasi. Kita lihat plus minus seperti apa keuntungan seperti apa

OK Otrip ini hanya berlaku tiga jam atau bagaimana?
Pokoknya tiga jam itu maksudnya supaya lebih mengetahui antara berangkat dan pulang. Tapi itu masih dibahas lagi, bisa tiga jam bisa empat jam Misalnya titik pertama, dia ngetap pertama di jam berapa, ya katakan di jam 9, tidak ada ketentuan jam 9, berarti dia mempunyai waktu sampai jam 12 trip pertama, berapa kalipun dia melakukan aktivitas perjalanan hanya Rp 5 ribu.P-5

Baca Juga: