Triathlon tidak hanya milik atlet. Pertandingan tiga cabang olah raga ini dapat dinikmati masyarakat umum.

Olah raga Triathlon terkesan elitis dan berat. Sehingga banyak masyarakat yang enggan melakukan olah raga ini. Namun, sebuah komunitas mencoba mengajak masyarakat untuk kenal dan akrab dengan Triathlon. Triathlon Buddies, komunitas triathlon di Indonesia, mengajak agar masyarakat gemar dengan olah raga ini.

Komunitas ini menggelar event tahunan untuk memperingati Anniversary Triathlon Buddies dengan menggelar triathlon non kompetitif. "Lomba ini non kompetitif untuk para pemula, yang sudah pernah ikut nggakboleh ikut lagi," ujar Fedi Fianto, Race Director Triathlon Buddies Anniversary 2019 di Jakarta.

Triathlon menjadi oleh raga yang makin dikenal di tengah masyarakat. Komunitas yang memiliki tagline bahwa setiap orang bisa melakukan triathlon. Komunitas ini memberikan ruang sebagai sarana uji coba melalui Anniversary Triathlon Buddies yang dilakukan setiap tahun. Mereka menyasar masyarakat yang telah terbiasa dengan olah raga endurance, yaitu lari, renang ataupun sepeda. Melalui triathlon, mereka ditantang untuk melakukan tiga cabang olah raga sekaligus. Tentu saja terlihat mengasyikan, seru, sekaligus melelahkan.

Pertandingan non kompetitif membuka perlombaan untuk usia 17 tahun ke atas dengan jarak renang 400 meter, sepeda 20 km dan lari 5 km. Pada tahun ini, perlombaan akan berlangsung di Aquatic Center Gelora Bung Karno, Jakarta. Sebanyak, 350 orang peserta akan berlaga pada 26 Januari ini. Anniversary Triathlon Buddies telah berlangsung sejak 2013. Saat itu, peserta masih terbatas untuk anggota komunitas.

Pada tahun berikutnya, jumlah peserta bertambah banyak. Lantaran, setiap peserta selalu menularkan virus triathlon pada teman-temannya. "(Triathlon) adiktif, karena olah raganya menantang," ujar Rihandanu Rachman, Sekretaris Triathlon Buddies. Setiap orang yang telah menggeluti lari, sepeda maupun renang ingin mencoba tantangan olah raga baru.

Triathlon mampu mewadahi kebutuhan tersebut lantaran menyatukan tiga cabang olah raga sekaligus. Olah raga ini juga menyebabkan perubahan lainnya. Pola hidup peserta menjadi berubah. Perubahan pola hidup terjadi karena mereka harus meluangkan waktu untuk latihan.

Di sisi lain, mereka kebanyakan merupakan pekerja kantoran. Di sela-sela waktu bekerja, mereka menyempatkan diri untuk latihan. Jadi, jika sebelumnya jarang bangun pagi, demi latihan ataupun perlombaan mereka dipaksa untuk bangun pagi. Lari dilakukan malam hari usai bekerja. Pada siang hari, mereka dapat menggunakan waktu untuk berenang. Tanpa disadari, lambat laut, mereka menjadi ketergantungan.

Efeknya lainnya, mereka mampu memanfaatkan waktu lebih baik, tubuh menjadi kurus dan fit. Sampai saat ini, komunitas kerap melakukan latihan di kawasan Bintaro, Tangerang. Kawasan tersebut tergolong sepi dan memiliki rute sepeda sepanjang 10 Kilometer.

Biasanya, mereka akan berkumpul di salah satu kafe salah satu anggota. Kemudian, olah raga dimulai dengan sepeda lalu lari dengan jarak sekitar 5 kilometer. Komunitas yang berdiri pada 2012 telah memiliki anggota laman facebook dan instagram sebanyak 4000 orang.

Setiap latihan setidaknya ada sekitar 60 orang yang turut dalam latihan bersama. Sedangkan pada ada acara open water atau berenang di laut, jumlah peserta dibatasi 80 sampai 100 orang. Triathlon Buddies didirikan oleh sejumlah orang yang pada waktu itu akan mengikuti race.

Mereka kerap melakukan latihan di kawasan BSD, Tangerang. Pada tahun pertama, mereka mengadakan anniversary untuk kalangan informal. Makin lama, banyak kalangan yang ingin bergabung. Lalu pada tahun kedua, dibuat anniversary yang terbuka untuk umum. Di 2017 lalu, komunitas telah berbentuk badan hukum yang mempermudah proses administrasi. din/E-6

Mengalahkan Ketakutan Diri Sendiri

Triathlon tidak sekadar memaksimalkan diri melakukan tiga cabang olah raga endurance (lari, renang dan sepeda) sekaligus. Dibaliknya, triathlon menjadi ajang untuk mengalahkan ketakutan diri sendiri. "Norvous banget, saya takut renang," ujar Fitri Tasfiah, 33, mengingat pengalaman pertama ikut triathlon dalam ajang 6th Anniversary Triathlon Buddies 2018 lalu. Perempuan yang biasa disapa Fitri bukannya tidak bisa berenang melainkan ia tidak biasa berenang dalam sebuah kompetisi.

Ada perbedaan ketika renang dalam perlombaan maupun di luar perlombaan. Dalam kompetisi, emosi peserta akan terdorong untuk mengikuti peserta lain alias tidak mau kalah. Tanpa persiapan diri yang matang, kondisi tersebut malah akan merusak konsentrasi dan permainan.

Fitri juga mengalami rasa dan menyadari emosinya mulai kacau, wanita yang juga menekuni profesi sebagai guru yoga kemudian mengajak dirinya untuk lebih konsentrasi. "Saya harus percaya diri tidak terpengaruh kiri dan kanan," ujar dia. Setelah mampu menguasai diri dan mengatasi ketakutan, race atau perlombaan renang dapat dilalui dengan lancar.

Usai mencapai garis finish, ia langsung bertekad untuk mengikuti ajang triathlon lainnya. Bahkan, tahun lalu, tanpa pikir panjang, ia langsung mendaftarkan diri untuk turut dalam Sungailiat Triathlon 2018 lalu diikuti Bali Internasional Triathlon pada 2018. Perempuan yang kerap ikut marathon dan half marathon ini mengungkap adrenalin saat memasuki garis finish merupakan pengalaman yang membuat dirinya ketagihan. Pengalaman serupa dirasakan Martha Adwityasti, 37, Sales Manager Puma, saat pertamakali mengikuti triathlon dalam ajang yang sama.

Ajang tiga olah raga yang dilakukan secara bersamaan tak pelak membuatnya sedikit khawatir. "Ketakutan-ketakutan itu pasti ada karena baru pertama kali," ujar dia yang menganggap tantangan triathlon adalah mengalahkan ketakutan diri sendiri. Tak dipungkiri, ketakutan menghantui selama perlombaan.

"Deg-degannya takut ketinggalan sama tata caranya," ujar dia. Selain itu, ia khawatir tenaga yang dimilikinya tidak mencukupi untuk melakukan tiga cabang olah raga. Untuk itu, Martha tidak memiliki target waktu khusus untuk trilathlon perdananya. "Berenang yang penting finish, sepeda yang penting finish, lari juga gitu," ujar dia. Nyatanya triathlon tidak membuatnya kapok.

Dia malah terbius untuk mengikuti perlombaan yang diselenggarakan di sejumlah tempat. Seperti tahun lalu selain Anniversary Triathlon Buddies, ia mengikuti Bali International Triathlon 2018. Tahun ini, ia berencanya untuk mengikuti Palembang Triathlon 2019. Selain memacu adrenalin, ajang tersebut mempertemukan dengan banyak orang yang memiliki energi positif, salah satunya saling menyemangati satu dengan lainnya. din/E-6

Baca Juga: