Judul : The Magic of Creativity
Penulis : Peng Kheng Sun dan Rahimah
Penerbit : Elex Media
Cetakan : September 2019
Tebal : ix + 266 halaman
ISBN : 978-623-00-0543-5
Buku ini membahas kreativitas untuk mengaplikasikan kemampuan berpikir kreatif dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembahasan awal diulas tentang kreativitas yang menghasilkan mode baru. Mode tidak mengenal kesempurnaan dan tidak akan pernah tercapai sampai kapan pun. Mode baru akan selalu dihasilkan kreativitas untuk menggantikan sebelumnya. Kadang, mode lama bisa lahir kembali dengan modifikasi.
Perkembangan teknologi merupakan faktor munculnya mode-mode baru (halaman 5). Selain itu, fungsi suatu produk juga memicu munculnya mode baru. Pada mulanya, produk diciptakan untuk fungsi hakiki, seperti sepatu sebagai alas kaki. Fungsi baru sepatu sebagai pendukung penampilan agar menarik, melahirkan mode-mode baru sebagai buah kreativitas.
Selain itu, kepraktisan juga menjadi alasan inovasi. Contoh, telepon dan kamera, ketika dituntut kepraktisan, muncullah perangkat baru berupa telepon genggam berkamera.
Pemicu mode baru lainnya juga bisa dilihat dari nilai keawetan produk. Arloji diuji daya tahannya terhadap berbagai macam kondisi, seperti goncangan, suhu ekstrem, dan tekanan air untuk melahirkan kreativitas produsen. Lebih dari itu, faktor kemewahan, kejenuhan, keindahan, eksklusivitas, hingga adanya kebutuhan khusus, mendorong orang berkreasi tak ada habisnya.
Produsen pun dituntut mengembangkan inovasi untuk mengganti mode lama, mencapai keunggulan dalam bersaing, memperbanyak pilihan, membuat terobosan, meningkatkan nilai tambah, ranah ide, dan kesempatan berkreasi. Maka tak ayal, berlaku sebuah adagium yang menyatakan, "inovasi atau mati".
Orang-orang yang memiliki kreativitas menyadari bahwa harus selalu perubahan untuk memenangkan persaingan. Mereka juga percaya bahwa perubahan cenderung menghasilkan kemungkinan baru yang lebih baik. Selain itu, perubahan juga memacu mereka menghasilkan kreativitas lebih baik. Mereka mampu memanfaatkan perubahan dengan sebaik-baiknya (halaman 47).
Manusia kreatif akan mengubah masalah menjadi peluang dan menuntut kemampuan lain, di antaranya kemampuan memotivasi diri sendiri baik intrinsik maupun ekstrinsik. Motivasi intrinsik bersumber dari diri sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik bersumber dari dunia luar. Buku ini mengulas keduanya secara mendalam.
Salah satu rahasia para genius, mereka mampu melihat melalui perspektif yang berbeda. Ibarat fotografer profesional, mereka sering mengganti lensa sesuai dengan kondisi. Mereka mencoba berbagai jenis lensa, termasuk mengombinasikan pemakaian beberapa lensa yang berbeda untuk menemukan yang paling tepat (halaman 172).
Sekali lagi, buku ini bisa menjadi pemantik kreativitas. Perubahan zaman menghasilkan inovasi bersumber dari gagasan kreatif yang unik dan menarik. Rasa ingin tahu yang manusiawi juga berbanding lurus dengan kreativitas, ditopang imajinasi tanpa batas. Kita harus menyadarinya agar tak tergerus perubahan zaman. Diresensi Wakhid Syamsudin, SMU Negeri 1 Tawangsari, Surakarta