JAKARTA - Pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ibu Kota Kyiv, Kamis (18/3) berhasil mengevakuasi sembilan warga Indonesia dari kota Chernihiv yang berjarak sekitar 150 kilometer timur laut Kyiv.

VOA melaporkan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam jumpa pers, Jumat (18/10) menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan proses evakuasi sembilan warga negara Indonesia dari Chernihiv, kota di mana pertempuran sengit antara pasukan Rusia dan tentara Ukraina terus memanas.

"Proses evakuasi ini sangat sangat sangat tidak mudah. Setiap hari selama kurang lebih 22 hari upaya untuk mengevakuasi para WNI (warga negara Indonesia) dari Chernihiv terus dilakukan namun baru hari ini mereka berhasil dievakuasi melalui jalur Kyiv, kemudian ke Lviv dan kemudian menyeberang ke wilayah Polandia," kata Retno, seperti dikutip VOA, Jumat (18/3).

Menlu Retno menambahkan berbagai skenario dan jalur evakuasi yang dibuat oleh pemerintah perlu disesuaikan hampir setiap hari karena perubahan cepat di lapangan. Namun ia menegaskan bahwa sembilan warga negara Indonesia itu kini sudah aman.

Proses evakuasi memakan waktu sedikitnya 15 jam, ditambah antrean panjang di perbatasan Ukraina dan Polandia. Setibanya di Ibu Kota Warsawa, kesembilan warga Indonesia ini akan menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu sebelum dipulangkan ke tanah air. Mereka direncanakan berangkat pada 20 Maret menggunakan pesawat komersial.

Jemput Langsung

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha menjemput kesembilan warga Indonesia tersebut di Lviv. Judha sudah berada di Rumania dan Polandia selama 15 hari belakangan.

Keberhasilan evakuasi sembilan WNI ini membuat total jumlah yang sudah dievakuasi menjadi 133 orang.Namun demikian masih ada 23 WNI yang memilih tetap tinggal di Ukraina, umumnya karena alasan keluarga. Juga sembilan staf esensial KBRI yang saat ini berada di Kota Lviv.

Judha Nugraha, yang sedang dalam perjalanan dengan mobil bersama sembilan warga Indonesia yang baru saja melintasi perbatasan dan memasuki wilayah Polandia, ikut memberikan keterangan pers virtual Jumat malam.

Kondisi sembilan warga Indonesia yang tinggal di Kota Chernihiv itu, tambahnya, memang terjebak perang sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari lalu. Sesuai rencana kontijensi, sejak perang meletup seluruh warga Indonesia telah diminta untuk berkumpul dan berlindung di KBRI di Kyiv. Namun sembilan orang yang menetap di Chernihiv tidak dapat menjangkau KBRI.

Terjebak Perang

Sejak saat itu, lanjut Judha, pemerintah menyiapkan beragam skenario untuk mengevakuasi sembilan warga Indonesia tersebut. Dia menegaskan prioritas utama pemerintah adalah keselamatan semua warga Indonesia di Ukraina.

"Pergerakan evakuasi tidak akan kita lakukan ketika situasi tidak aman. Prioritas tetap pada keselamatan teman-teman WNI semua. Karena itu, menunggu mendapatkan peluang yang aman bagi proses evakuasi memang memerlukan waktu yang lama," ujar Judha.

Menurut Judha, sembilan warga Indonesia di Chernihiv itu pada 14 Maret dijemput dari pabrik tempat mereka bekerja menuju bunker yang ada di pusat kota. Saat itu, pemerintah berencana mengevakuasi namun karena pemberlakuan jam malam di Kyiv antara 14-17 Maret, maka rencana evakuasi dibatalkan. Sebab Kyiv masuk dalam jalur evakuasi.

Ketika jam malam dicabut hari Rabu (16/3), sekitar pukul sembilan pagi, sembilan warga Indonesia itu berangkat dari Chernihiv menuju Kyiv dan tiba di sana pada jam 2.20 siang, untuk selanjutnya diberangkatkan ke Lviv. Setibanya di Lviv pada pukul 00.20 dini hari Kamis (17/3), mereka sempat diinapkan dan kemudian berangkat ke perbatasan sekitar jam 11 siang. Kesembilannya berhasil menyebrang ke Polandia.

23 WNI Tetap Tinggal

Selain sembilan orang yang baru saja di evakuasi dari Chernihiv dan kini berada di Warsawa, Polandia; ada pula dua WNI lain yang sudah berada di sana sejak 11 Maret. Mereka belum dapat dipulangkan karena positif terjangkit virus corona.

Judha mengatakan dari 165 warga Indonesia di Ukraina, 133 orang telah berhasil dievakuasi. Sementara 23 orang yang memilih tetap tinggal di Ukraina akan terus dipantau dan melakukan komunikasi rutin.

Sampaikan Terima Kasih

Salah satu dari sembilan WNI tersebut, Iskandar, merasa sangat bersyukur karena telah dapat dievakuasi dari Chernihiv dan tiba di Polandia. Mewakili delapan warga Indonesia lainnya, ia menyampaikan terima kasih kepada sejumlah pihak termasuk Presiden Joko Widdo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha.

Mungkin tanpa kerja keras Bapak dan Ibu-ibu semua, kami tidak ada di sini. Saya mewakili teman-teman, juga keluarga di Indonesia, terima kasih. Mohon maaf jika selama ini kami banyak menyusahkan, banyak merepotkan. Mohon maaf sebesar-besarnya," tutur Iskandar.

Perang yang sudah memasuki pekan ketiga di Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Rusia tetap pada tuntutannya dan Ukraina belum mau menyerah.

Baca Juga: