JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) bersama dengan anak usahanya PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) atau SBI siap melakukan ekspor semen sebesar 500 ribu hingga 1 juta ton ke Amerika Utara tahun ini.

Direktur Utama Semen Indonesia, Hendi Prio Santoso mengatakan langkah tersebut diharapkan bisa menopang kinerja perseroan. Sebab, ekspor oleh perseroan berhasil menyeimbangkan penurunan permintaan semen dalam negeri pada tahun lalu sebagai dampak dari Covid-19 di Tanah Air.

Selain itu, lanjutnya, langkah ekspor ini sejalan dengan dimulainya kerja sama antara perusahaan dengan Taiheiyo Cement Corporation (TCC). Langkah ini merupakan upaya untuk menggenjot penjualan di tengah pandemi yang masih berlangsung.

"Kami bermitra untuk bisa mengekspor ke west coast, sebesar 500.000 hingga 1 juta ton di 2021. Itu sebagai upaya tidak berpangku tangan karena efek pandemi masih dirasakan. Apalagi, di kuartal I-2021 ini kita masih merasakan dampak yang signifikan dari Covid-19," katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (29/3).

Langkah ekspor, jelas Hendi, memang diharapkan dapat menopang penurunan penjualan perseroan. Sebab, tahun lalu, permintaan di sisi semen curah anjlok hingga 27,5 persen begitupula dengan permintaan di sisi ritel domestik turun 13 persen.

Di sisi lain, optimalisasi ekspor ke berbagai negara, seperti Kepulauan Fiji untuk wilayah pasifik, Australia, Bangladesh, Srilanka, dan Tiongkok berhasil mendongkrak kinerja perseroan.

Inisiatif Strategis

Sementara itu, Komisaris Utama Semen Indonesia, Rudiantara menuturkan upaya perseroan mempertahankan pertumbuhan kinerja keuangan didukung berbagai inisiatif strategis, seperti keberhasilan perseroan menekan beban pokok pendapatan pada 2020. Penurunannya jauh lebih besar dibandingkan dengan penurunan pendapatan, sehingga perseroan berhasil mencatatkan peningkatan marjin EBITDA menjadi 25,8 persen.

Terkait dividen, Direktur Keuangan Semen Indonesia, Doddy Sulasmono menuturkan perseroan menetapkan untuk membagikan dividen tunai sebesar 40 persen atau 1,12 triliun rupiah dari laba bersih perseroan pada 2020. Sedangkan, 60 persen atau 1,67 triliun rupiah ditetapkan sebagai cadangan lainnya.

Dividen tersebut akan dibagikan secara tunai 30 hari sejak Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). "Dividen 40 persen akan kami bagikan tahun ini atau 1,12 triliun rupiah atau 188,3 rupiah per saham," kata dia.

Baca Juga: