Sekitar pukul 01.35 operator telepon pada Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) Kota Bandung menerima laporan dari masyarakat. Isinya, ada sebuah kebakaran yang terjadi di gudang kain pabrik tekstil di Kelurahan Sindang Jaya, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung.

Petugas pemadam pun bergerak menuju ke lokasi yang dilaporkan. Dari Jalan Laswi menuju ke Jalan AH Nasution, di mana lokasi kebakaran terjadi. Saat tiba di lokasi, udara dini hari itu bertiup sangat kencang, sehingga api semakin membesar.

"Pusaran angin di titik kejadian sangat kencang hingga pagi hari. Angin ini mengakibatkan api semakin besar. Sekitar pukul 02.30, kondisi kebakaran sudah masuk fase pendinginan, di mana api sudah hampir padam," ujar Kepala DKPB Kota Bandung, Ferdi Ligaswara, di lokasi kejadian, Senin (11/9).

Upaya pendinginan bekas api terus dilakukan, namun sesekali angin kencang meniupkan bara sehingga api kembali muncul. Api bahkan dikhawatirkan merembet ke rumah warga yang ada di sebelah pabrik tersebut.

Sejumlah petugas berupaya menutup jalur rembetan api dengan melakukan pemblokiran. Air terus disemprotkan agar tidak merembet. Dua petugas muda berisiniatif untuk mendekat, yakni Trisna dan Iman Taufik. Mereka masuk untuk memblokir jalur api agar tidak terus merembet ke rumah warga. Sebab hingga pukul 05.00 titik pusat api belum juga dapat diamankan.

Namun, karena struktur bangunan, khususnya atap sudah rapuh, atap bangunan pun ambruk. Sialnya, bangunan ambruk menimpa dua petugas tersebut, sekitar pukul 5.15 WIB. "(Petugas kami) ambruk tertimpa rubuhan kayu balok dan beton," sambung Ferdy.

Kepala Pleton Solehudin yang bertugas bersama almarhum kemudian langsung mengevakuasi dua anak buahnya menuju ke rumah sakit terdekat, RS Hermina di Jalan Arcamanik. Namun sayangnya Trisna meninggal dalam perjalanan, sementara Iman sesampainya di rumah sakit dalam kondisi koma. Hingga Senin sore, kondisi Iman membaik dan sudah sadarkan diri dan dipindahkan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin.

Trisna baru bekerja sembilan bulan di dinas kebakaran sebagai tenaga kerja kontrak atau relawan. Usianya baru 32 tahun. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak. Salah satu anaknya bahkan dikabarkan baru berusia satu hari. Mereka tinggal di Garut.

Suasana duka jelas terlihat di kantor DKPB Kota Bandung saat jenazah hendak diantarkan ke rumah duka di Kampung Balong Suci, Desa Karang Pawitan, Kabupaten Garut. Pada pukul 11.00 usai dilaksanakan upacara pelepasan jenazah di kantor DKPB Kota Bandung, jenazah lalu diberangkatkan.

Santuni Keluarga

Wakil Wali Kota Bandung, Oded M Danial sambil menangis melepas kepergian pahlawan pemadam kebakaran itu. "Pemerintah Kota Bandung akan menyantuni keluarga almarhum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Korban yang masih dirawat pun akan ditanggung pembiayaannya oleh BPJS," jelas Oded.

Oded mengungkapkan rasa bela sungkawanya kepada keluarga almarhum. Ia mendoakan segala kebaikan untuk almarhum dan keluarga. "Tentu kami, mewakili jajaran Pemerintah Kota Bandung khususnya, merasa sangat kehilangan," ungkap Oded.

Ia menuturkan Trisna yang gugur dalam tugas dan berupaya menyelamatkan orang lain telah melakukan sesuatu yang sangat mulia. "Insya Allah syahid," ungkap Oded.

Kepala DKPB Kota Bandung, Ferdy Ligaswara mengungkapkan rasa kehilangannya. Almarhum adalah sosok yang berdedikasi tinggi, humoris, dan dicintai rekan sejawatnya. Ini adalah musibah, tidak ada yang berharap kejadian ini. Berat, kehilangan, tapi harus ikhlas.

Jumlah personel yang dimiliki pemadam sebanyak 192 orang. Jumlah itu diangap masih kurang ideal, seharusnya minimal jumlahnya 350 orang. Itu pun rata-rata usianya sudah di atas 40 tahun. Upaya kekurangan ini ditutupi dengan merekrut relawan, di mana tahun ini sebanyak 100 orang relawan telah direkrut.

Data dinas kebakaran tercatat sepanjang tahun 2016 total kebakaran di Kota Bandung mencapai 107 kasus. Tahun ini hingga Juni 2017, telah terjadi 63 kasus kebakaran.teguh raharjo/N-3

Baca Juga: