Foodtruck tidak sekadar menjajakan makanan maupun minuman di atas kendaraan roda empat. Penampilan dan keamanan menjadi semacam syarat yang perlu dipenuhi dalam foodtruck.

Komunitas Foodtruck Jakarta (KFJ) menjaga ketat prasyarat menjual sajian di atas kendaraan, supaya bisnis makanan dan minuman ini berkelanjutan dan aman.

"Saya lihat karyawan menggunakan sandal jepit akan saya tegur atau keluarin," ujar Joko Waluyo, Ketua Komunitas Foodtruck Jakarta yang ditemui dikawasan Sawangan, Jawa Barat, Selasa.

Sandal jepit bukan perkara sederhana. Pasalnya, dapur foodtruck open kitchen dan tergolong kecil, yaitu 1 X 2 meter persegi. Kalau, pekerja terpeleset akan sangat membahayakan. Belum lagi kalau, ada pisau yang tergeletak di atas meja.

Joko sampai memilih untuk tidak melanjutkan kerja sama dengan pemilik foodtruck ketimbang karena kelalaiannya akan menghancurkan bisnis orang lain.

Pasalnya, kelalaian yang berakibat fatal dapat berakibat terhadap pandangan buruk masyarakat terhadap bisnis foodtruck. Anggapan negatif tersebut dapat mematikan bisnis yang saat ini tengah berkembang pesat.

Di sisi lain, foodtruck tergolong bisnis bom waktu. Keberadaan bensin maupun listrik saling berdekatan rentan terjadi kecelakaan. Maka, Joko perlu bersikap tegas terhadap anggota yang tidak mentaati prosedur.

Selain keselamatan bekerja di dalam kendaraan, para pebisnis foodtruck perlu mempertimbangkan konsumen yang menjadi kliennya. Seperti kepala negara, makanan yang disajikan perlu mengikuti prosedur keamanan istana. Klien lain yang tidak kalah rumit yaitu event pacuan berkuda.

Kuda merupakan sangat sensitif dengan bau maupun benda melayang. Dalam event ini, Joko biasanya tidak menyarankan makanan yang dibakar, seperti sate, sebagai menu. Selain itu, pebisnis foodtruck diminta untuk menjaga lingkungan supaya tidak ada benda melayang, seperti tisu melayang.

Saat ini, foodtruck tengah naik daun. Hampir semua event menggunakan foodtruck untuk tempat penjualan makanan dan minuman.

Foodtruck dianggap lebih hemat. Ini karena dalam satu unit mobil telah mengakomodasi semuanya, termasuk listrik maupun tenda yang akan dibangun di luar atau di depan mobil foodtruck.

Hanya dibutuhkan, lahan parkir untuk menampung mobil foodtruck. Di Jakarta dalam setiap akhir pekan, Joko mendapatkan undangan kurang lebih sebanyak 20 event.

Dia kerap menolaknya permintaan pengadaan foodtruck lantaran kosongnya unit mobil anggota yang tersedia. Masing-masing anggota telah memiliki jadwal event. KFJ memiliki 35 anggota foodtruck dari 150 food truck yang terdapat di Jakarta. Joko mengaku harus menseleksi foodtruck yang ingin bergabung.

"Hanya untuk orang yang bernyali," ujar laki-laki yang telah menggeluti food and beverage selama 30 tahun, baik di dalam maupun di luar negeri. Ia ingin mendidik anggotanya untuk maju dan meningkatkan bisnisnya. Karena tanpa adanya peningkatan, bisnis foodtruck menjadi sia-sia.

Di sisi lain, foodtruck merupakan bisnis dengan speed tinggi. Dalam waktu yang tergolong sempit, pesanan maupun permintaan makanan dan minuman dapat datang dalam jumlah hingga ribuan. Para penggiatnya perlu memiliki mental tidak mudah putus asa. KFJ mensyaratkan anggotanya merupakan anak-anak putus sekolah maupun yang tidak menikmati pendidikan.

KFJ tidak menerima anak-anak yang memiliki ijazah, seperti D3. Karena, Joko berpandangan anak-anak yang memiliki ijazah memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk memperoleh pekerjaan. Sedangkan, anak-anak putus sekolah memiliki kesempatan yang lebih sempit untuk mendapatkan pekerjaan dengan pennghasilan tinggi.

Selain itu, KFJ mewajibkan anggotanya untuk menyetorkan uang iuran anggota sebesar 6 juta rupiah per tahun. Uang iuran yang dibayar setiap enam bulan sekali itu digunakan untuk memberikan pelatihan food and beverage.

"Karena, hampir 90 persen anggota belum mengenal F & B," ujar Joko yang pernah terpuruk dalam bisnis food truck ini. Enam juta rupiah merupakan jumlah yang tidak terlalau besar mengingat pebinis foodtruck yang mengeluakan modal sekitar 40 juta hingga ratusan juta ini dapat kembali modal dalam waktu dua minggu hingga sebulan. din/E-6

Makanan untuk Gengsi dan Gaya Hidup

Gengsi, lifestyle, kemasan yang baik menjadi beberapa syarat makanan yang dijual di Foodtruck. Selain sebagai daya tarik, makanan Foodtruck perlu memiliki perbedaan dengan makanan yang yang dijual secara umum.

Pertimbangan tersebut bukan tanpa alasan. Makanan Indonesia sudah memiliki benchmark. Para pecinta kuliner sudah memiliki referensi pedagang khusus yang menyediakan kuliner sesuai jenis makanannya.

"Kalau foodtruck masuk ke makanan Indonesia akan kalah saing dengan benchmark makanan yang ada di luar (pedagang umumnya)," ujar Joko. Bukan mustahil, bisnis Foodtruck malah akan gulung tikar. Terlebih, rata- rata pebisnis Foodtruck masih mengkredit mobil sebagai sarana dagang.

Joko mengatakan untuk Foodtruck yang berkeinginan menjual makanan Indonesia membutuhkan modal yang lebih besar. "Makanan Indonesia hanya untuk orang yang punya modal tinggi dan keberanian tinggi untuk mempertahankan masakan Indonesia di Foodtruck," ujar dia.

Pasalnya, dapur food truck hanya berukuran 1 X 1 meter persegi atau 1 X 2 meter persegi kurang sesuai untuk mengolah makanan Indonesia. Masakan Indonesia racikannnya tergolong rumit membutuhkan dapur kurang lebih seluas 3 x 3 meter.

Selain itu, save life atau ketahanannya tidak dapat berlangsung lama. Seperti santan, jenis masakan berbahan santan harus dipanasi kembali dalam waktu-waktu tertentu.

Alhasil, Foodtruck lebih banyak memilih makanan luar negeri. Selain agar ada menu pembeda dibandingkan makanan keseharian, foodtruck lebih fokus pada gaya hidup. Penyajian makanan menjadi keutamaan.

Pilihan jenis makanan lainnya adalah makanan yang memiliki keunikan, seperti tempe yang disiram dengan saus keju. Sedangkan soal rasa dapat menjadi urutan yang ke 10, karena konsumen tidak terlalu mempertimbangkan rasa yang terlalu otentik.

"Maka KFJ mewajibkan untuk penampilan, packaging terutama konsep bukan menjual makanan tapi gaya hidup, gengsi," ujar dia. Ice tea, kebab, chili dog merupakan sejumlah makanan yang ditawarkan Foodtruck.

Dengan konsep lifestyle, makanan tersebut dapat dijual dengan harga tinggi. Pembelipun seolah memaklumi lantaran makanan disajikan dengan tampilan menarik serta dalam wadah food grade.

Seperti dalam penyelenggaraan Java Jazz ,chili dog dapat dijual dengan harga 60 ribu rupiah. Padahal di luar event, chili dog dapat dijual 25 ribu rupiah.

Untuk itu, para pebisnis Foodtruck perlu memahami sebuah event. Adakalanya, event ramai belum tentu menguntungkan untuk para pebinis Foodtruck.

Perbedaan konsumen menyebabkan perbedaan jenis makanan. Event yang diselenggarakan di kantor lebih banyak menyediakan makanan berbahan nasi. Sedangkan, event musik lebih menguntungkan menyediakan makanan cepat saji. din/E-6

Tantangan Mengembangkan Usaha "Foodtruck"

Bisnis foodtruck memang dapat kembali modal dalam waktu dua minggu hingga satu bulan. Hanya saja, raihan itu tidak selamanya berjalan mulus. Berbagai rintangan harus dilalui oleh para penggiatnya. Hanya dengan komitmen dan kerja keras, para pebisnis foodtruck dapat terus menjalankan bisnisnya.

Anton Sunjana, 36, pemilik tiga unit mobil foodtruck merupakan salah satunya. Laki-laki yang mulai berbisnis foodtruck sejak 2013 ini pernah kena marah kliennya lantaran mobil yang digunakan mogok. "

Saat itu ada pesanan catering, tiba-tiba mobilnya mogok atau ditilang Dishub (Dinas Perhubungan)," ujar dia melalui pesan aplikasi. Akhirnya, pesanan telat sampai ditempat tujuan. Antonpun terkena marah klien yang menggunakan jasanya.

Selain menghadapi klien, bisnis makanan di atas kendaraan bermesin sudah merupakan tantangan. Pasalnya, pengapian untuk masak bersatu dengan bensin maupun listrik rentan terjadi kebakaran.

Untuk itu, Anton selalu mengecek kondisi kendaraan maupun peralatan dapurnya secara rutin supaya dapat terhindari dari kecelakan. Untuk pengadaan mobil dan kebutuhan bisnisnya, ia paling tidak merogoh kocek hingga 150 sampai 200 juta rupiah per unit mobil. Dengan jumlah tersebut, ia menggunakan mobil carry yang telah dimodifikasi. Kendaran tersebut digunakan untuk berjualan Rempahloka (Authentic Indonesia Food), Bakaraloka (kambing guling) dan Bakmiloka (Indonesian Noodle).

Sementara Joko beranggapan, kendala yang dihadapi dalam menjalankan bisnis dianggap sebagai bagian kehidupan. Ia tidak mau menghabiskan waktu hanya memikirkan anak buahnya yang mengambil beberapa peralatan masaknya. Atau, anak buah yang melarikan diri setelah mendapatkan pelatihan food and beverage."Itulah life," ujar dia singkat.

Tinggi hati menjadi tantangan lain dalam segala bisnis tak terkecuali foodtruck. Joko pernah merasakan dirinya melambung lantaran kesuksesan bisnis food trucknya. Rupanya, rasa tinggi hati lantaran kesuksesan bisnisnya justru menjadi penghambat terbesar. Ia yang sukses mengelola enam unit mobil foodtruck harus menerima kenyataan bahwa mobilnya tinggal dua unit.

"Menjelang lebaran saya hanya memiliki uang 500 ribu rupiah. Bayangkan masak pengusaha uangnya hanya 500 ribu rupiah," ujarnya. Titik baliknya, ia memandang kehidupan tidak hanya milik individu melainkan milik bersama. Dengan kata lain, hidup yang bermanfaat adalah hidup yang berguna untuk sesama. Untuk itulah saat ini, ia gencar memberikan edukasi tentang food and beverage. din/E-6

Baca Juga: