Taiwan pada Senin (25/7), menggelar simulasi perang, termasuk serangan udara sebagai antisipasi menghadapi ancaman invasi Tiongkok.

Dikutip dari kantor berita Reuters, sirene dibunyikan pada pukul 13.30 waktu setempat untuk menandai dimulainya simulasi perang yang dikenal dengan nama Wan An tersebut. Alarm "peringatan rudal" juga dikirimkan ke seluruh warga lewat pesan teks untuk mengimbau masyarakat untuk mengungsi ke tempat aman.

Akibatnya, sejumlah kota dan desa di utara Taiwan ditutup dan steril selama 30 menit. Pihak berwenang pun melarang seluruh warga keluar rumah di sejumlah daerah sekitar tempat latihan militer. Di ibu kota, Taipei, kepolisian mengarahkan berbagai kendaraan untuk menepi. Sejumlah pejalan kaki juga diminta mencari perlindungan ketika simulasi berlangsung.

Mendukung simulasi, beberapa toko dan restoran turut menutup jendela mereka dan mematikan lampu supaya tak menjadi sasaran serangan saat malam hari.

Simulasi itu juga diramaikan aksi pemadam kebakaran yang berlatih memadamkan api imbas serangan rudal. Sirene kemudian dimatikan 30 menit kemudian.

"Penting untuk bersiap menghadapi perang," kata Wali Kota Taipei, Ko Wen-je, seperti dikutip dai Reuters.

Dalam pidatonya usai simulasi perang tersebut, Ko menuturkan latihan itu diperlukan mengingat meningkatnya ancaman Tiongkok terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.

"Pesawat militer Tiongkok seringkali menyusahkan Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, dan pecahnya perang Rusia-Ukraina pada Februari, ini mengingatkan kita bahwa kita harus waspada kala waktu damai," ujar Ko lagi.

Sementara, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, juga turut mengimbau warga agar tidak panik saat latihan berlangsung. Ia mengatakan prioritas utamanya saat ini adalah untuk memperkuat kapasitas pertahanan negaranya.

"Saat setiap warga menerima pesan teks, jangan panik. Masyarakat, tolong evakuasi sesuai petunjuk," kata Tsai pada Senin (25/7).

Taiwan akan kembali melakukan latihan evakuasi di wilayah lain pada pekan ini.

Negara kepulauan itu telah meningkatkan level kewaspadaan mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina, meski Taiwan itu tak melaporkan aktivitas militer aneh Tiongkok.

Dikutip dari Reuters, konflik antara Taiwan-Tiongkok sendiri sudah berlangsung lama. Pada satu sisi, Tiongkok mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka yang membangkang karena ingin memerdekakan diri. Negeri Tirai Bambu itu juga berkali-kali mengirimkan pesawat tempurnya ke zona udara Taiwan, dan kerap membatasi Taiwan di komunitas internasional.

Sedangkan Taiwan tetap pada pendiriannya memperjuangkan kemerdekaan mereka. Taipei pun terus berupaya mendekatkan diri ke sejumlah negara Barat, terutama Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: