Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Minggu (31/7) dilaporkan menandatangani doktrin angkatan laut baru yang menjadikan Amerika Serikat (AS) sebagai saingan utama Rusia dan menetapkan ambisi maritim global Rusia untuk daerah-daerah penting seperti Kutub Utara dan di Laut Hitam.

"Ancaman utama bagi Rusia adalah kebijakan strategis AS untuk mendominasi lautan dunia dan pergerakan aliansi militer NATO lebih dekat ke perbatasan Rusia," bunyi salah satu doktrin yang ditandatangani Putin, dikutip dari Reuters, Senin (1/8).

Sesaat sebelum pidato, ia menandatangani doktrin angkatan laut baru setebal 55 halaman, yang menetapkan tujuan strategis angkatan laut Rusia yang luas, termasuk ambisinya sebagai "kekuatan maritim besar" yang meluas ke seluruh dunia.

Doktrin itu juga menjelaskan, Rusia akan fokus mengembangkan kerja sama strategis dan angkatan laut dengan India serta kerja sama yang lebih luas dengan negara-negara Timur Tengah seperti Iran, Irak, Arab Saudi, dan negara-negara lain di kawasan itu.

"Dipandu oleh doktrin ini, Federasi Rusia akan dengan tegas dan tegas membela kepentingan nasionalnya di lautan dunia, dan memiliki kekuatan maritim yang cukup akan menjamin keamanan dan perlindungan mereka," kata dokumen itu.

Pada kesempatan itu, Putin juga menyatakan bahwa Angkatan Laut Rusia akan memiliki rudal hipersonik baru dalam waktu dekat.

Putin mengklaim rudal yang dinamai 3M22 Zicron itu akan mulai dioperasikan Angkatan Laut Rusia akhir tahun ini. Ia mengatakan rudal yang disebutnya mampu membuat Moskow dengan mudah mengalahkan setiap musuh potensial, itu akan dipasang di kapal fregat Admiral Gorshkov. Penempatannya sendiri akan bergantung pada kepentingan Rusia nantinya.

"Kuncinya di sini adalah kemampuan angkatan laut Rusia ... Ia mampu merespons dengan kecepatan kilat kepada semua orang yang memutuskan untuk melanggar kedaulatan dan kebebasan kita," ujar Putin dalam pidatonya pada Hari Angkatan Laut Rusia di bekas ibu kota kekaisaran St Petersburg.

Baca Juga: