NASA mengirim ribuan sampel ragi ke bulan dalam peluncuran misi Artemis 1 yang akan diterbangkan 29 Agustus 2022. Ini bertujuan untuk membantu manusia menjelajah luar angkasa lebih jauh lagi.

Dilansir dari Newsweek, NASA mengungkapkan, Artemis I adalah yang pertama dalam serangkaian "misi yang semakin kompleks" untuk mencoba membangun kehadiran manusia jangka panjang di bulan selama beberapa dekade. Salah satu eksperimen di atas kapal Artemis I adalah untuk melihat bagaimana ragi bereaksi terhadap radiasi kosmik.

Genom ragi sangat mirip dengan genom manusia. Eksperimen tersebut akan menguji batas kelangsungan hidup manusia di luar angkasa, di mana radiasi kosmik adalah 20 hingga 50 kali lipat dari apa yang dialami di Bumi. Eksperimen ini memiliki tujuan terikat Bumi dan ruang angkasa.

Menurut Vancouver Sun, efek radiasi kosmik pada ragi dapat menyebabkan penemuan terobosan dalam pengobatan kanker dan perlindungan terhadap paparan radiasi bagi astronot masa depan yang bepergian ke luar angkasa.

"Ini adalah misi yang benar-benar akan melakukan apa yang belum dilakukan dan mempelajari apa yang tidak diketahui," kata Manajer Misi Artemis I Mike Sarafin dalam sebuah pernyataan di situs NASA.

"Ini akan merintis jalan yang akan diikuti orang pada penerbangan Orion berikutnya, mendorong tepi amplop untuk mempersiapkan misi itu," tambahnya.

Artemis I adalah yang pertama dari empat misi Artemis. Penerbangan kedua Artemis dijadwalkan pada tahun 2023. Seorang kru akan menaiki pesawat ruang angkasa itu dalam misi untuk menguji sistem kritis Orion dengan manusia di dalamnya. Dalam misi Artemis di masa depan, NASA mengatakan pihaknya berencana untuk mendaratkan wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama di bulan.

Pesawat ruang angkasa Orion diluncurkan pada Selasa malam (16/8) dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, dengan "roket paling kuat di dunia," menurut NASA. Roket akan meluncur 280.000 mil dari Bumi dan ribuan mil di luar Bulan dalam misi yang bisa berlangsung enam minggu. Orion akan tinggal di luar angkasa tanpa merapat ke stasiun luar angkasa lebih lama dari yang pernah dilakukan kapal mana pun sebelumnya.

Baca Juga: