WELLINGTON - Pemerintah Selandia Baru pada Selasa (7/7) mulai menerapkan aturan yang ketat bagi warganya yang baru pulang dari luar negeri demi menghindari munculnya kembali lonjakan kasus virus korona di negaranya. Aturan itu diterapkan seiring semakin banyaknya warga Selandia Baru yang pulang ke negara untuk menghindari paparan penyebaran wabah virus korona di luar negeri.

"Untuk mendukung langkah itu, maskapai nasional, Air New Zealand, telah menghentikan penjualan tiket penerbangan selama 3 pekan dan pemerintah Selandia Baru akan meminta maskapai-maskapai penerbangan lainnya untuk membatasi penumpang," demikian pernyataan seorang pejabat pemerintahan Selandia Baru.

Selama 67 hari terakhir, Selandia Baru tak melaporkan adanya kasus baru virus korona dari warganya dan saat ini tersisa 22 kasus Covid-19 aktif yang sedang ditangani di fasilitas karantina berasal dari warga setempat yang baru pulang dari luar negeri.

Tercatat ada hampir 6.000 warga Selandia Baru yang sedang menjalani masa isolasi selama 14 hari di fasilitas-fasilitas karantina dan diperkirakan akan datang lagi 3.500 warga setempat yang datang dari luar negeri pada pekan ini akan mengisi fasilitas itu.

Untuk mengantisipasi hal itu, Menteri Perumahan Selandia Baru, Megan Woods, menyatakan bahwa pemerintahnya sedang berupaya menyediakan 28 unit fasilitas, namun semua itu harus dipastikan sesuai dengan peruntukannya.

"Maskapai Air New Zealand telah sepakat untuk menunda sementara pemesanan tiket pesawat dalam jangka pendek, menunggu ketersediaan fasilitas karantina," kata Woods. "Kami menghadapi peningkatan warga Selandia Baru yang pulang setelah pandemi Covid-19 semakin parah," imbuh dia.

Dijelaskan oleh Woods bahwa prioritas pemerintah Selandia Baru yaitu mencegat virus di perbatasan dan menggiring warga dari luar negeri ke fasilitas isolasi/karantina yang sudah tersedia.

Isolasi di Australia

Pada saat bersamaan pemerintah Australia pada Selasa dilaporkan telah mulai memberlakukan lockdown di Kota Melbourne setelah terjadi lonjakan kasus virus korona di kota terbesar nomor dua di Australia itu.

"Lima juta populasi di Melbourne diperintahkan untuk mentaati lockdown selama enam pekan," ucap Menteri Utama untuk Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews. "Kita tak bisa berpura-pura krisis virus korona telah berakhir," imbuh dia.

Lonjakan kasus virus korona ini terjadi untuk pertama kalinya sejak Australia menyatakan telah berhasil menekan penyebaran di seluruh wilayahnya pada April lalu.

Di Melbourne tercatat ada 191 kasus baru virus korona dalam 24 jam, dan Andrews mengatakan jumlah itu amat banyak untuk melacak asalnya sehingga aturan lockdown perlu untuk segera diterapkan.

"Tak ada satu pihak pun ingin dalam posisi saat ini. Saya sadar akan besarnya kerugian yang bakal terjadi dan itu merupakan tantangan," ucap Andrews.

Walau lockdown hanya terjadi di Kota Melbourne, namun pemerintah Australia mulai Selasa (7/7) telah menerapkan isolasi di Negara Bagian Victoria.

Sejauh ini Australia telah mencatat hampir 9.000 kasus virus korona dan 106 angka kematian akibat wabah mematikan ini. SB/AFP/I-1

Baca Juga: