Sementara lebih dari 100 warga sipil berhasil dievakuasi dari pabrik baja di Mariupol selama akhir pekan, pejuang Ukraina tetap bertahan di terowongan di bawah pabrik tersebut untuk melawan militer Rusia pada Kamis (5/5).

Upaya perlawanan mereka bahkan dikatakan semakin putus asa dan mungkin akan gagal untuk menghentikan Rusia mencapai keberhasilan perang, yakni merebut penuh Mariupol yang merupakan kota pelabuhan strategis.

Pertempuran berdarah itu terjadi di tengah spekulasi yang berkembang bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengumumkan eskalasi perang atau mendeklarasikan kemenangan Rusia pada 9 Mei mendatang yang menandai kemenangan Uni Soviet atas Jerman pada Perang Dunia Kedua.

Russia memperkirakan sekitar 2.000 pejuang Ukraina masih bersembunyi di pabrik baja Azovstal yang menjadi benteng perlawanan terakhir Ukraina dalam perebutan wilayah donbas di timur negara itu. Beberapa ratus warga sipil juga diyakini terperangkap di sana.

Kateryna Prokopenko, istri dari Komandan Resimen Azov Denys Prokopenko seorang pemimpin pembela yang terperangkap di pabrik baja mengatakan bahwa para pejuang akan bertahan sampai akhir seraya menunggu keajaiban.

"Mereka tidak akan menyerah," ujar Prokopenko melalui sambungan telepon kepada istrinya, seperti dikutip dari kantor berita AP.

Dia mengatakan suaminya, mengatakan kepadanya bahwa dia akan mencintainya selamanya.

"Aku menjadi gila karena ini. Rasanya seperti kata-kata perpisahan," katanya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan serangan Rusia telah mencegah evakuasi warga sipil yang tersisa di bunker bawah tanah pabrik.

"Bayangkan saja neraka ini! Dan ada anak-anak di sana," kata Zelensky pada Kamis (5/5) dalam pidato video malamnya.

"Lebih dari dua bulan penembakan terus-menerus, pengeboman, kematian terus-menerus," tambah Zelensky.

Kapten Sviatoslav Palamar, wakil komandan Resimen Azov, memohon di TV Ukraina untuk evakuasi warga sipil dan pejuang yang terluka dari pabrik baja. Dirinya mengatakan tentara mati dalam penderitaan karena kurangnya perawatan yang tepat.

Pada sisi lain, Rusia membantah pasukannya menyerbu pabrik itu. Kremlin juga menuduh mereka mencegah warga sipil pergi.

Kantor berita AP menuturkan jatuhnya Mariupol akan membuat Ukraina kehilangan pelabuhan vital dan memungkinkan Rusia untuk membangun koridor darat ke Semenanjung Krimea, yang direbutnya dari Ukraina pada 2014. Rusia dikabarkan juga akan membebaskan pasukan untuk bertempur di tempat lain di Donbas, kawasan industri timur yang dikuasai Kremlin.

Baca Juga: