JAKARTA - Ada tiga program prioritas dari industri dan investasi pariwisata dan ekonomi kreatif Kemenparekraf yang dimaksimalkan selama proses transisi nomenklatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi dua entitas yakni Kementerian Pariwisata (KemenPar) dan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) yang masih berproses.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/ Parekraf, Rizki Handayani Mustafa mengatakan bahwa tiga program prioritas yang dimaksud mencakup, yang pertama program Dukungan Pengembangan Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (DPUP). Program ini merupakan tindak lanjut dari program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
"Ada 50 desa wisata yang sudah ditentukan untuk menerima DPUP. Dari 50 desa ini juga ada 11 desa yang terpilih untuk mendapat literasi keuangan. Jadi rencananya pekan depan mulai bergerak untuk memberikan bantuan penyaluran," kata Rizki dalam keterangannya keteranagan tertulisnya, Kamis (31/10).
Selanjutnya, pada masa transisi ini juga akan fokus pada implementasi Blue, Green, dan Circular Economy (BGCE) pada sektor pariwisata yang telah berkolaborasi dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas).
Program pembangunan pariwisata berkelanjutan dengan penerapan konsep BGCE telah dimasukkan dalam rancangan teknokratik RPJMN 2025-2029. Pedoman menyangkut empat subsektor utama pariwisata yaitu perhotelan, penyedia makan dan minum, transportasi, dan kawasan pariwisata.
"Ini yang sedang kita lakukan sampai dua bulan ke depan. Ini perlu kita sosialisasikan ke industri pariwisata, agar benar-benar peranan sektor pariwisata dalam mendukung SDGs ditekankan, dan untuk mendukung pengurangan emisi karbon," kata Rizki.
Selain itu, Kemenparekraf juga sedang fokus menginventarisasi dan mengidentifikasi supply dan demand untuk investasi di berbagai aspek.
"Kami sedang menyusun siapa saja investor yang ada dalam negeri, sehingga nanti ketika Januari saat kita mulai, kita sudah punya database ini di berbagai daerah," kata Rizki.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan capaian nilai investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif hingga Oktober 2024 ini telah mencapai 56 persen atau 1,58 miliar dollar AS dari target tahun ini sebesar 3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp46 triliun.
Rizki juga menjelaskan bahwa di Kedeputian Industri dan Investasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki program utama yang telah dirancang sepanjang 2024, dan dipastikan juga terus dimaksimalkan dalam masa transisi ini.
Diantaranya program yang fokus pada tata kelola dan kemitraan industri parekraf, seperti melaksanakan Kemitraan Nasional Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KENAROK), dan International Creative Industry Conference & Festival ( IC Fest).
Ada juga program yang fokus pada manajemen investasi, yang dimana Kemenparekraf telah melakukan pendampingan kepada investor, pemerintah daerah, dan project owner, serta melakukan promosi investasi di Indonesia melalui kegiatan International Tourism Investment Forum (ITIF).