WASHINGTON - AS memberlakukan sanksi ke Kementerian Intelijen dan Keamanan Iran beserta menterinya, Jumat (9/9), terkait serangan siber ke Albania pada Juli lalu dan upaya kegiatan siber lainnya ke AS dan negara-negara sekutunya. Freshnewsasia mengutip Reuters, Sabtu (10/9).

Kebijakan AS dikeluarkan setelah hubungan diplomatik Albania dan Iran memburuk dikarenakan isu yang sama. Albania mengusir diplomat Iran dan staf kedutaan dari negaranya.

Departemen Keuangan AS dalam pernyataannya mengatakan Kementerian Intelijen dan Keamanan mengarahkan beberapa actor dalam jaringan ancaman siber termasuk mereka yang terlibat dalam spionase siber dan serangan peretasan yang didukung pemerintah Iran.

"Kami tidak akan mentoleransi aktivitas siber Iran yang semakin agresif," kata Departemen Keuangan untuk urusan Terorisme dan Intelijen Finansial, Brian Nelson dalam pernyataannya.

Kementerian ini sudah dikenakan sanksi AS. Utusan Iran untuk PBB di New York tidak segera merespons permintaan komentar dari Reuters.

Microsoft dimana tim riset keamanan sibernya membantu menginvestigasi insiden ini mengatakan, sebuah blog yang diunggah pada Kamis menyebut operasi siber Iran melibatkan gabungan dari teknik-teknik spionase digital, malware penghapusan data, dan operasi informasi online. Menurut tim peneliti, tujuan para peretas tampaknya ingin mempermalukan para pejabat pemerintah Albania.

Serangan Juli lalu hanya sementara mengganggu situs web pemerintah dan layanan publik lain. Analis mengatakan, operasi itu dimaksudkan untuk menghukum Albania karena mendukung kelompok pembangkang Iran di negara itu, yakni Mujahedin- Khalq (MEK).

Iran mengabaikan "norma-norma perilaku yang bertanggung jawab dalam kondisi damai di dunia maya," kata Menlu AS Antony Blinken dalam pernyataannya.

Baca Juga: