Zaw Myint Maung, sekutu dekat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi meninggal dunia karena leukemia. 

YANGON - Seorang sekutu dekat pemimpin demokrasi Myanmar yang ditahan, Aung San Suu Kyi, meninggal dunia karena leukemia pada hari Senin (7/10), sumber partai mengatakan kepada AFP.

Zaw Myint Maung (72) adalah pendukung setia partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) milik Suu Kyi yang telah lama menentang militer selama beberapa dekade kekuasaannya.

Ia ditangkap setelah kudeta militer pada tahun 2021 dan dipenjara karena korupsi. Ia baru-baru ini dibebaskan dengan alasan kesehatan.

"Kami mendapat konfirmasi atas kematiannya. Ini adalah kehilangan besar bagi kami karena ia adalah salah satu wakil ketua NLD," kata seorang sumber senior partai kepada AFP, yang meminta identitasnya dirahasiakan untuk berbicara kepada media.

Sumber tersebut mengatakan Zaw Myint Maung meninggal karena leukemia.

"Meskipun kami sudah siap kehilangan dia suatu hari nanti, kami menyesal kehilangan dia dalam situasi sulit ini. Kami harus maju demi demokrasi dengan para pemimpin yang kami miliki."

Zaw Myint Maung meninggal di rumah sakit umum Mandalay setelah dibebaskan dari tahanan oleh junta.

Mantan kepala menteri wilayah Mandalay itu ditahan tak lama setelah kudeta tahun 2021 yang mengakhiri eksperimen demokrasi selama 10 tahun di negara Asia Tenggara itu.

Tindakan keras junta terhadap perbedaan pendapat telah memicu pemberontakan bersenjata di seluruh negeri yang sedang diperjuangkan oleh junta untuk ditumpas.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), hampir tiga juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik tersebut.

Tindakan keras junta telah menghancurkan jajaran senior NLD.

Beberapa bulan setelah kudeta Nyan Win, mantan juru bicara NLD dan orang kepercayaan Suu Kyi meninggal karena Covid-19 saat ditahan di tahanan militer atas tuduhan penghasutan.

Pada tahun 2022, mantan anggota parlemen lainnya dieksekusi oleh junta dalam penerapan hukuman mati pertama di Myanmar dalam beberapa dekade.

Pada bulan Maret tahun lalu, junta membubarkan NLD karena gagal mendaftar ulang di bawah undang-undang pemilu baru yang dirancang militer, dan menyingkirkannya dari pemungutan suara yang diindikasikan akan diadakan pada tahun 2025.

Suu Kyi (79) menjalani hukuman penjara 27 tahun atas tuduhan mulai dari korupsi hingga tidak mematuhi pembatasan pandemi Covid-19.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan persidangan tertutupnya merupakan tipuan yang dirancang untuk menyingkirkannya dari panggung politik.

Bulan lalu media Italia melaporkan bahwa Paus Fransiskus telah menawarkan perlindungan di wilayah Vatikan kepada Suu Kyi, yang memimpin pemerintahan yang digulingkan oleh militer pada tahun 2021.

Baca Juga: