JAKARTA - Pemerintah berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada 2030, terutama di sektor transportasi yang menyumbang emisi gas karbon tertinggi di Indonesia. Komitmen itu sebagai upaya mengurangi dampak pemanasan global (global warming).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers secara daring pada Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition 2021 (IEECCE) di Jakarta, Senin (14/6) mengatakan penurunan emisi gas rumah kaca global akan direalisasikan dalam kebijakan nasional.

Menurut Menhub, sektor transportasi menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang sangat tinggi sehingga menjadi salah satu pemicu gas rumah kaca. Sebab itu, sektor tersebut menyiapkan target penurunan emisi gas rumah kaca dan mendukung efisiensi energi baik pada sarana dan prasarana transportasi.

"Untuk mencapai efisiensi energi, pemerintah menggunakan pendekatan Avoid, Shift and Improve dalam konsep transportasi yang dinilai sangat tepat untuk diterapkan sebagai upaya pengurangan energi," kata Menhub.

Pada pendekatan Avoid, pengembangan Transit Oriented Development (TOD) akan dilakukan dengan mengurangi jumlah pengguna kendaraan pribadi agar menghindari kemacetan, polusi udara, dan emisi gas rumah kaca. Hal itu juga dapat meningkatkan jumlah penumpang transit, meningkatkan akses bagi orang untuk bepergian, dan menciptakan komunitas pejalan kaki untuk mengakomodasi orang untuk hidup lebih sehat.

Konsep Avoid itu akan mengurangi kebutuhan akan perjalanan sehingga konsep transportasi disesuaikan dengan penggunaan lahan, membatasi penggunaan kendaraan bermotor dan mendorong masyarakat untuk menggunakan transportasi tidak bermotor (Non Motorized Transport) seperti berjalan kaki, dan bersepeda.

Kemudian, dalam pendekatan Shift, Kemenhub mengoptimalkan transportasi massal di berbagai daerah untuk memungkinkan perpindahan masyarakat dari transportasi pribadi ke transportasi massal dengan meningkatkan kualitas layanan transportasi umum, memberikan subsidi, dan mendorong program Buy The Service (BTS).

Sedangkan Improve adalah penggunaan teknologi canggih untuk membantu mengatur lalu lintas atau manajemen transportasi. Hal itu memungkinkan penggunaan energi yang efisien dan diwujudkan dalam bentuk kendaraan listrik, teknologi tenaga surya, dan bahan bakar nabati.

Ramah Lingkungan

Pemerintah juga perlu menyiapkan stasiun pengisian kendaraan listrik yang ramah lingkungan. Dia juga berharap bauran energi pada pembangkit listrik di Indonesia dapat menggunakan energi yang lebih bersih sehingga pengurangan emisi dilakukan secara paralel.

Dalam rangka transisi energi, Kemenhub juga telah mulai membangun infrastruktur yang dilengkapi panel surya, seperti pembangkit listrik tenaga surya, penerangan jalan tenaga surya dan mulai membangun bangunan yang ramah lingkungan.

Direktur Eksekutif Energi Watch Mamit Setiawan mengatakan, peningkatan kontribusi dari kelompok negara G7 dalam rangka mengurangi emisi karbon untuk negara miskin ini sangat bagus jadi momentum beralih ke energi hijau.

"Ini peluang bagi Indonesia mengurangi emisi gas karbon agar mampu memenuhi komitmen yang sudah disepakati dalam Paris Aggrement," kata Mamit. n ers/E-9

Baca Juga: