JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan sektor pertanian berhasil menjadi pengungkit kinerja ekonomi nasional. Hal ini ditunjukkan dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 12,98 persen.

"Peran penting pertanian tersebut salah satunya ditopang oleh kinerja subsektor perkebunan sebagai kontributor utama dengan porsi terhadap PDB pertanian hingga 27 persen," kata Airlangga dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (30/9).

Untuk itu, tambah Airlangga, pemerintah berupaya terus mengoptimalkan subsektor perkebunan melalui berbagai langkah agar dapat mendorong kinerja pertanian yang berdampak pada perekonomian nasional, salah satunya hilirisasi.

Seperti dikutip dari Antara, Airlangga menyebutkan hilirisasi komoditas perkebunan memicu daya saing dan meningkatkan nilai tambah, yang berdampak pada perekonomian nasional.

"Hilirisasi mampu menciptakan lapangan kerja, menciptakan nilai tambah, meningkatkan devisa, dan membuat neraca perdagangan positif. Kalau kita tidak beranjak dari hilirisasi maka nilai tidak bertambah. Oleh karena itu, hilirisasi berbagai komoditas harus didorong," ujar Airlangga.

Tingkatkan Ekspor

Hilirisasi yang dilakukan pemerintah telah mampu meningkatkan nilai ekspor pada sejumlah komoditas seperti kelapa sawit yang tumbuh menjadi 28,52 miliar dollar AS pada 2021, serta besi dan baja yang juga tumbuh menjadi 21,47 miliar dollar AS.

Pemerintah juga telah menyiapkan bantuan pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memiliki plafon sebesar 373,17 triliun rupiah pada 2022 dan akan meningkat sebesar 470 triliun rupiah pada 2023.

Airlangga menjelaskan penggunaan KUR tersebut dapat menjadi opsi investasi jangka panjang bagi para pelaku sektor pertanian khususnya pada komoditas kelapa sawit.

"Pada sektor pertanian telah diberikan KUR sebesar 70 triliun rupiah dan bisa meningkat karena tidak ada batasan bagi sektor pertanian, kemudian pemerintah juga berupaya mendorong KUR kelompok yang belum optimal pelaksanaannya," ungkapnya.

Dia menyampaikan ketersediaan beras berada pada level aman untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan capaian produksi hingga 31 juta ton dalam tiga tahun terakhir. Dengan capaian tersebut, Indonesia berhasil memperoleh penghargaan dari International Rice Research Institute (IRR) di tengah situasi pandemi dan krisis pangan yang terjadi di berbagai negara.

Airlangga mengajak berbagai pihak untuk gencar melakukan promosi dan memasarkan produk yang dihasilkan sehingga dapat mendorong kesejahteraan para petani.

Baca Juga: