JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengatakan sektor penerbangan dan pariwisata paling terdampak akibat pertumbuhan ekonomi yang minusnya mencapai 5,32 persen. Kepala Negara berharap pandemi Covid-19 ini bisa menjadi momentum transformasi sektor penerbangan dan pariwisata di Indonesia.

"Pertumbuhan memang turunnya terkontraksi sangat dalam. Tapi, menurut saya, penurunan ini justru menjadi momentum kita untuk konsolidasi, untuk transformasi di bidang penerbangan dan pariwisata melalui penataan yang lebih baik," ucap Presiden saat membuka rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/8).

Konsolidasi dan transformasi yang dimaksud, kata Presiden, bisa dimulai menata rute penerbangan, penentuan hub, penentuan superhub, hingga adanya kemungkinan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata.

"Sehingga arahnya menjadi semakin kelihatan dan next pandemic, fondasi ekonomi di sektor pariwisata dan transportasi akan semakin kokoh dan semakin baik dan bisa berlari lebih cepat lagi," tutur Presiden.

Untuk itu, Presiden menekankan tiga hal yang harus segera dilakukan. Pertama, terkait dengan keberadaan bandara Internasional.
"Saya melihat bahwa airline hub yang kita miliki terlalu banyak dan tidak merata. Ini agar kita lihat lagi (karena) saat ini terdapat 30 bandara internasional. Apakah diperlukan sebanyak ini? Negara-negara lain saya kira enggak melakukan," ujar Presiden.

Presiden menambahkan, hampir 90 persen lalu lintas udara hanya terpusat di 4 bandara, yakni Soekarno-Hatta (Jakarta), I Gusti Ngurah Rai (Bali), Juanda (Jatim), dan Kualanamu (Sumatera Utara). "Artinya, kuncinya hanya ada di empat bandara ini," jelas Presiden.

Presiden mengatakan ke depan harus berani menentukan bandara yang berpotensi menjadi internasional hub dengan pembagian fungsi sesuai dengan letak geografis dan juga karakteristik wilayahnya. Hal itu menjadi penekanan kedua.

"Ada delapan bandara internasional yang berpotensi menjadi hub dan superhub, kembali lagi Ngurah Rai, Soekarno-Hatta, Kualanamu, Yogyakarta, Balikpapan, Hasanuddin (Sulawesi Selatan), Sam Ratulangi (Sulawesi Utara), dan Juanda di Surabaya," katanya.

Lakukan Lompatan


Sementara itu, pada penekanan ketiga, Presiden juga meminta kepada para pembantunya melakukan lompatan di sektor pariwisata, terutama pengelolaan ekosistem pariwisata dan pendukungnya yang di dalamnya, termasuk penerbangan.

"Ini betul-betul harus didesain dengan manajemen yang lebih terintegrasi, lebih konsolidasi dari hulu sampai hilir, dan ini yang tidak pernah dilakukan mulai dari manajemen airline, manajemen bandara, layanan penerbangannya yang tersambung dengan manajemen destinasi, hotel, dan perjalanan.

Bahkan, sampai kepada manajemen dari produk-produk lokal dan industri kreatif yang kita miliki," tutup Presiden.

Akibat pandemi ini, kata Presiden, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara turun hingga 81 persen.

fdl/P-4

Baca Juga: