JAKARTA - Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR), Diana Kusumastuti menjelaskan sektor bangunan merupakan salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca, sekitar sepertiga dari total emisi. Namun, sektor ini juga memiliki potensi besar dalam penghematan energi dan pengurangan emisi.
"Berdasarkan PP No. 16 Tahun 2021, bangunan diwajibkan untuk mengurangi konsumsi energi sebesar 25 persen selama operasionalnya. Kementerian PUPR pun telah mengeluarkan Permen PUPR No. 21 Tahun 2021, tentang penilaian kinerja bangunan hijau. Penghematan energi bisa dilakukan dengan strategi iklim mikro dan pendinginan pasif sebelum menggunakan alat hemat energi," kata Diana dalam konferensi pers HHD-HKD 2024 di GIK UGM, Yogyakarta, Senin (7/10).
Untuk merancang desain pendinginan pasif yang tepat diperlukan data iklim standar. Untuk itu, Kementerian PUPR bersama BMKG telah meluncurkan peta zona iklim pada 1 Oktober 2024 lalu. Peluncuran data ini juga merupakan salah satu rangkaian peringatan HHD-HKD 2024.
Diana menambahkan peringatan HHD-HKD 2024 menunjukkan adanya keterlibatan dan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan permukiman dan perkotaan yang layak huni dan berkelanjutan. Pada tahun ini Kementerian PUPR melalui 34 Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) di seluruh Indonesia melakukan aksi penanaman 3.650 pohon.
"Ini adalah aksi nyata untuk menjaga iklim. Penanaman pohon di infrastruktur yang dibangun memberikan kontribusi penyerapan emisi karbon 81 ton/m per tahun dan mengurangi suhu permukaan 5 derajat celcius," ungkap Diana.
Seperti diketahui, Kementerian PUPR menyelenggarakan pameran "Memetri" sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Habitat Dunia-Hari Kota Dunia (HHD-HKD) 2024 yang mengusung tema nasional "Jaga Iklim Jaga Masa Depan". Pameran ini diselenggarakan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, DIY pada 8-19 Oktober 2024.