NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada Senin (14/3), memperingatkan dunia harus bertindak untuk mencegah "badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global" menyusul invasi Russia ke Ukraina.

Guterres mengatakan kepada wartawan di New York bahwa perang berisiko memicu konsekuensi luas bagi pasokan makanan global yang akan berdampak buruk pada yang termiskin. "Perang ini jauh melampaui Ukraina. Ini juga merupakan serangan terhadap orang dan negara paling rentan di dunia," kata Guterres.

Bahkan sebelum perang, katanya, negara-negara berkembang "berjuang untuk pulih dari pandemi dengan rekor inflasi, kenaikan suku bunga, dan beban utang yang menjulang".

"Sekarang keranjang roti mereka dibom," kata Guterres, mencatat bahwa Ukraina menyediakan lebih dari setengah pasokan gandum program pangan dunia.

Pada Level Tertinggi

Dia memperingatkan indeks harga pangan global PBB berada pada level tertinggi yang pernah ada dan lima negara kurang berkembang di dunia mengimpor setidaknya sepertiga gandum mereka dari Ukraina atau Russia. Mereka termasuk Burkina Faso, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Lebanon, Libia, Somalia, Sudan, dan Yaman.

"Kita harus melakukan segala yang mungkin untuk mencegah badai kelaparan dan kehancuran sistem pangan global," tutur Guterres, menyerukan segera diakhirinya permusuhan.

Guterres berbicara di sela-sela pengarahan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) kepada Dewan Keamanan PBB.

Zbigniew Rau, Menteri luar negeri Polandia, yang memegang jabatan presiden bergilir OSCE untuk 2022, mengatakan invasi Russia ke Ukraina telah menjadi "kegagalan strategis dan taktis".

Rau mengatakan sebagai akibatnya, Moskwa mengubah taktiknya untuk mulai menargetkan warga sipil. "Ini menyedihkan dan memalukan dan merupakan terorisme negara," tambahnya.

Rau mengatakan agresi Russia "mengancam keberadaan OSCE", tetapi menambahkan dia akan melakukan perjalanan ke Moldova dan Balkan untuk "membuktikan keterlibatan OSCE" dalam membantu mengakhiri perang.

SB/CNA/N-3

Baca Juga: