NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta Kelompok 20 (G20) untuk mengubah arah dan mengarahkan pemulihan ekonomi global. Permintaan ini disampaikan dalam sebuah surat kepada para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20.

"Hari ini, G20 berada di persimpangan jalan, dapat melanjutkan status quo atau dapat mengambil jalur baru untuk mengarahkan pemulihan ekonomi global untuk semua. Saya percaya jalur baru adalah pilihan yang tepat," tulis Sekjen PBB pada suratnya Kamis (13/10).

Untuk tujuan ini, sistem dan mitra PBB telah mengusulkan Stimulus Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goal (SDG) untuk mengatasi kondisi pasar yang memburuk dan mempercepat kemajuan menuju SDG.

Stimulus SDG menyerukan peningkatan besar-besaran dalam komitmen sektor publik terhadap pembangunan, mitigasi, dan adaptasi kemanusiaan dan iklim hanya dengan 2 persen dari produk domestik bruto global, tulisnya dalam surat itu.

"Saya meminta para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 untuk memperkuat stimulus SDG guna memastikan bahwa negara-negara di semua tingkat pembangunan dapat menanggapi tantangan langsung dan jangka panjang."

Lima Rekomendasi

Guterres mencatat Stimulus SDG terdiri dari lima rekomendasi. Pertama, segera meningkatkan keringanan utang untuk negara-negara rentan. Kedua, meningkatkan pinjaman dari bank pembangunan multilateral dan bank pembangunan publik untuk mendukung SDG.

Ketiga, melibatkan pemegang obligasi swasta dan debitur negara dalam upaya pengurangan utang. Keempat, secara struktural meningkatkan likuiditas dukungan untuk negara-negara rentan melalui peningkatan penggunaan Hak Penarikan Khusus. Kelima, menyelaraskan aliran keuangan dengan SDG dan Perjanjian Paris.

"Sekarang lebih dari sebelumnya, kepemimpinan G20 diperlukan untuk mengarahkan dunia keluar dari krisis terdalamnya. Saya berharap dapat bekerja sama dengan G20 untuk mengembangkan strategi bersama untuk memajukan rekomendasi Stimulus SDG," tulis Guterres.

Sebelumnya, para peneliti Universitas Indonesia (UI) menyusun 40 rekomendasi kebijakan yang terangkum dalam Kumpulan Policy Brief Universitas Indonesia untuk Presidensi G20 Indonesia 2022 yang menyoroti tiga isu prioritas yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi.

Rektor UI, Ari Kuncoro, mengatakan kumpulan Policy Brief Universitas Indonesia untuk Presidensi G20 Indonesia 2022 ini dapat menjadi sumbangsih keilmuan dan kontribusi nyata UI sebagai mitra bagi pemerintah dalam Presidensi G20.

"Kami berharap hasil pemikiran para peneliti, dosen, mahasiswa, dan segenap sivitas akademika UI yang tertuang dalam policy brief ini juga bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan global," ujarnya.

Baca Juga: