NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres, mengecam aksi kekerasan militer Myanmar yang menelan banyak korban warga sipil pada Senin (29/3).

Di dalam sebuah jumpa pers, Sekjen Guterres mengatakan bahwa sekitar seratus warga sipil Myanmar tewas akibat kekerasan oleh militer Myanmar.

Dikatakannya bahwa kekerasan dengan tingkat yang begitu tinggi dan begitu banyaknya orang yang terbunuh, serta permintaan pembebasan tahanan politik yang ditolak, tidak dapat ditoleransi.

Oleh karena itu Sekjen Guterres mendesak dunia internasional untuk manaruh perhatian pada situasi Myanmar.

Sementara itu, sejumlah narasumber diplomatik mengungkapkan pada Senin bahwa pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB akan digelar pada 31 Maret mendatang.

"Pertemuan tersebut digelar secara tertutup dan dimulai dengan penjelasan dari Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Christine Schraner Burgener," demikian keterangan narasumber diplomatik seperti dilansir KBS News, Selasa (30/3).

Namun, belum dapat dipastikan apakah negara-negara anggota DK PBB, termasuk Tiongkok dan Russia, dapat mencapai kesepakatan dalam pernyataan bersama terkait hal ini.

Sebelumnya, DK PBB telah sepakat untuk mengadopsi pernyataan yang mengkritik pihak militer Myanmar pada 10 Maret lalu, namun istilah kudeta dan kemungkinan sanksi dunia internasional terhadap militer Myanmar tidak disebutkan dalam pernyataan tersebut. KBS/I-1

Baca Juga: