NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, pada Rabu (7/2), memperingatkan dunia sedang memasuki zaman kekacauan dengan Dewan Keamanan PBB yang terpecah belah tidak mampu mengatasi isu-isu penting seperti perang Israel-Hamas.

Dikutip dariThe Straits Times, ketika perang di Gaza memasuki bulan kelima pada Rabu, Guterres memperingatkan jika angkatan bersenjata Israel terus menyerang kota Rafah di selatan maka hal itu akan secara eksponensial meningkatkan apa yang sudah menjadi mimpi buruk kemanusiaan dengan konsekuensi regional yang tak terhitung.

Pasukan Israel, dalam kampanye mereka untuk menghancurkan Hamas setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 7 Oktober, tanpa henti membom Jalur Gaza dan melakukan invasi darat, menyebabkan lebih dari satu juta orang mengungsi ke arah selatan.

"Sudah waktunya untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan dan pembebasan semua sandera tanpa syarat," kata Guterres, saat berpidato di Majelis Umum yang menyampaikan prioritasnya pada tahun 2024.

Serukan Perubahan

Dalam pidatonya, ia menyerukan perubahan pada Dewan Keamanan dan sistem keuangan internasional, serta reformasi lainnya, dan menyebut KTT Masa Depan pada bulan September sebagai tempat yang penting untuk mengatasi disfungsi yang "lebih dalam dan lebih berbahaya" dari sebelumnya.

"Dewan Keamanan PBB, yang merupakan platform utama untuk mempertanyakan perdamaian global, menemui jalan buntu karena perpecahan geopolitik. Ini bukan pertama kalinya dewan terpecah, tapi ini yang terburuk. Disfungsi yang terjadi saat ini lebih dalam dan berbahaya," katanya.

Dia mengatakan tidak seperti pada masa Perang Dingin, ketika "mekanisme yang mapan membantu mengelola hubungan negara adidaya," mekanisme tersebut tidak ada "di dunia multipolar saat ini".

"Dunia kita sedang memasuki era kekacauan, era kebebasan yang berbahaya dan tidak dapat diprediksi serta impunitas total," ujarnya memperingatkan.

Pernyataannya disampaikan di tengah konflik yang menghancurkan di Ukraina, Sudan, Timur Tengah dan negara lain, di mana jutaan orang terpaksa mengungsi akibat pertempuran tersebut dan membutuhkan bantuan.

"Seiring dengan meningkatnya konflik, kebutuhan kemanusiaan global selalu berada pada titik tertinggi, namun pendanaan tidak bisa mengimbanginya," kata Guterres.

Dengan latar belakang yang suram ini, Guterres mendorong para pemimpin dunia untuk memanfaatkan kesempatan KTT Masa Depan, yang diadakan pada bulan September di New York di sela-sela Sidang Umum tahunan untuk "membentuk multilateralisme di tahun-tahun mendatang".

Menyusul pandemi Covid-19, ia kembali menyerukan pengembangan "platform darurat untuk meningkatkan respons internasional terhadap guncangan global yang kompleks".

Pesatnya perkembangan alat kecerdasan buatan "telah menimbulkan risiko" dan akan "memengaruhi seluruh umat manusia, jadi kita memerlukan pendekatan universal untuk menghadapinya".

Ia menyerukan dunia untuk "bergerak cepat, kreatif, dan bekerja sama untuk memastikan adanya batasan dan standar etika yang memadai, mendorong transparansi dan membangun kapasitas di negara-negara berkembang".

Guterres, yang telah menjadikan penanganan perubahan iklim sebagai prioritas sejak menjabat pada tahun 2017, menegaskan kembali krisis ini "tetap menjadi tantangan yang menentukan di zaman kita" dan menyerukan umat manusia untuk "berdamai dengan planet ini".

Baca Juga: