BEIJING - Sebuah survei terbaru menyebitkan sebagian besar perusahaan asing yang beroperasi di Tiongkok menyatakan kekaguman mereka atas lingkungan bisnis negara itu yang menguntungkan dan telah menunjukkan kepercayaan besar di pasar.

Sekitar 97 persen dari perusahaan asing yang telah disurvei mengatakan mereka puas dengan kebijakan Tiongkok dalam meningkatkan investasi asing yang diperkenalkan dari awal kuartal keempat tahun lalu hingga saat ini, kata Wang Linjie, seorang pejabat di Dewan Tiongkok untuk Promosi Perdagangan Internasional (Tiongkok Council for the Promotion of International Trade/ CCPIT) dalam konferensi pers.

Seperti dikutip dari Antara, Wang mengatakan perusahaan-perusahaan asing optimistis terhadap prospek pasar Tiongkok karena Tiongkok terus meningkatkan lingkungan bisnisnya, meningkatkan rantai industri dan rantai pasokan, serta memfasilitasi perdagangan lintas batas.

Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh CCPIT pada hari yang sama, perusahaan-perusahaan asing optimistis akan perkembangan mereka di Tiongkok, dengan lebih dari 90 persen responden mengharapkan omzet atas investasi mereka tetap konsisten atau meningkat dalam lima tahun ke depan.

Memperluas Bisnis

Survei tersebut mengungkapkan perusahaan-perusahaan asing menunjukkan keinginan yang kuat untuk memperluas operasi bisnis mereka di Tiongkok.

Lebih dari 70 persen responden mengatakan mereka akan lebih melokalisasi rantai industri mereka di Tiongkok atau mempertahankan status quo.

Menurut survei tersebut, Delta Sungai Yangtze, Delta Sungai Mutiara, serta kota-kota seperti Chengdu dan Chongqing di Tiongkok barat daya adalah tujuan utama investasi asing.

Sementara negaranya dianggap sebagai lingkungan investasi dan industri yang menjanjikan, perusahaan Tiongkok melaporkan lingkungan bisnis yang 'sedikit lebih buruk' di Amerika Serikat (AS).

Sebuah survei terbaru menemukan, bisnis Tiongkok di AS telah mengalami lanskap keuangan yang "sedikit lebih buruk" dan melihat gambaran yang lebih suram di masa depan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara,

Satu dari lima perusahaan Tiongkok atau 19 persen, yang mengambil bagian dalam survei bisnis tahunan 2023 yang dilakukan pada bulan Februari dan Maret oleh Kamar Dagang Umum Tiongkok (CGCC) cabang AS, memperkirakan pendapatan mereka di AS akan menurun selama dua tahun ke depan, naik dari 14 persen yang ditemukan survei tahun lalu.

Dari 101 perusahaan yang merespons, 24 persen melaporkan penurunan pendapatan tahun ke tahun lebih dari seperlima pada tahun 2022, lebih dari dua kali lipat jumlah perusahaan (11 persen) yang melakukannya dalam survei sebelumnya. Hanya 42 persen perusahaan yang melaporkan pertumbuhan pendapatan, turun dari 54 persen tahun sebelumnya.

Baca Juga: