SURABAYA - Situasi politik menjelang pemilihan umum (Pemilu) serentak semakin panas. Bahkan, kubu calon presiden (capres) saling serang sehingga memicu ketegangan. Melihat fenomena itu, banyak pihak yang mencoba meredam situasi tersebut.
Salah satunya, dilakukan oleh sejumlah tokoh masyarakat yang mencetuskan Gerakan Suluh Bangsa, di antaranya pakar hukum dan tata negara, Mohammad Mahfud MD, Romo Benny Susetyo, dan beberapa tokoh bangsa lainnya. Mahfud mengatakan ada upaya-upaya tertentu yang akan dilakukan para tokoh yang tergabung dalam gerakan tersebut.
Yakni, turun menemui masyarakat awam dan tokoh setempat untuk memilih salah satu pasangan calon Presiden dan wakilnya pada Pilpres 2019 nanti. Mahfud bersama tokoh dalam Gerakan Suluh Bangsa akan menyinggahi setiap stasiun dan kota besar dengan menumpang kereta. Mulai tanggal 23 hingga 29 Januari mendatang, dari Pelabuhan Merak sampai Banyuwangi.
Selama perjalanan, Mahfud mengatakan akan berdialog dengan masyarakat dan tokoh lokal. Akan ada tema berbeda masih seputar kebangsaan yang akan dibicarakan. "Kami akan lebih menyapa masyarakat yang agak ke bawah (rakyat jelata). Topiknya, juga akan berbeda," kata Mahfud di Surabaya, Selasa (15/1).
Intinya, setiap topik pembicaraan yang akan dikemukakan, bermakna pada ajakan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi pada Pilpres dan Pileg 2019 mendatang. Namun, Mahfud menyatakan tidak akan mengundang dua capres dan cawapres dalam safari kebangsaan tersebut. Dirinya juga menegaskan tidak akan mendeklarasikan memilih cawapres manapun.
"Yang penting, saya ajak (masyarakat) memilih. Jangan sia-siakan hak konstitusional. Karena orang nggak mau milih itu ngambek. Ngambek karena idealisme. Makanya, rugi kalau nggak milih," kata Mahfud.
Mahfud sangat berharap safari kebangsaan tersebut mampu memberikan pencerahan bagi masyatakat, terutama para pendukung Jokowi dan Prabowo Subianto. "Banyak masyarakat masih mudah terpancing atau termakan hoaks di media sosial terkait isu politik," katanya.
Ant/SB/AR-2