JAKARTA - Sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Tanah Air penuh, seperti di Bekasi, DKI, dan Kota Malang sehingga harus menambah ruangan perawatan untuk pasien. Sebagian rumah sakit kekurangan alat bantu pernapasan, seperti yang terjadi di Garut.

Jumlah penambahan kasus Covid-19 secara nasional pada Kamis pecahkan rekor yaitu sebanyak 20.574 kasus dalam satu hari. Sedangkan penambahan pada Jumat ini sebanyak 18.872 orang.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan sebanyak 7.936 tempat tidur untuk isolasi pasien positif Covid-19 disiapkan di Rumah Susun Pasar Rumput, Setiabudi, Jakarta Selatan. "Dalam seminggu ke depan sudah mulai siap secara bertahap," katanya.

Penyiapan ruang isolasi pasien Covid-19 itu diharapkan mengantisipasi ruang isolasi yang hampir penuh di RS Darurat Wisma Atlet dan rumah sakit rujukan lain. Disiapkan juga ruang isolasi di Rusun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara. Kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta selama beberapa pekan terakhir terus melonjak.

Tingkat keterisian di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisama Atlet sempat menembus angkat di atas 90 persen. Namun belakangan menurun, terutama di tower 4, 5, 6, dan 7 membuat bed occupancy rate (BOR) atau keterisian tempat tidur di RSD Wisma Atlet menjadi 85,04 persen.

Di Malang, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif menyatakan tingkat keterisian rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 pada Jumat (25/6) penuh.

Lebih jauh Husnul mengatakan penuhnya rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 tersebut, seiring dengan meningkatnya kasus konfirmasi Covid-19, khususnya di wilayah Kota Malang. "Iya, benar. Hampir di semua rumah sakit rujukan, termasuk Rumah Sakit Lapangan Idjen Boulevard, sudah penuh 100 persen," kata Husnul.

Husnul menjelaskan tingkat keterisian atau BOR pada rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 yang penuh tersebut, terjadi pada ruang isolasi penanganan pasien konfirmasi, hingga Intensive Care Unit (ICU) yang dilengkapi dengan ventilator.

Pola Hulu Hilir

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan pihaknya memberlakukan pola hulu hilir untuk mengatasi lonjakan jumlah pasien Covid-19 di tengah keterbatasan ruang isolasi di rumah sakit. "Dalam situasi darurat Jawa Barat melakukan pola hulu dan pola hilir untuk mengurangi BOR rumah sakit," katanya.

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu menuturkan pola hulu hilir itu untuk mengatasi peningkatan pasien Covid-19 di rumah sakit seperti yang saat ini sudah dilakukan di wilayah Bandung Raya meliputi Kota/Kabupaten Bandung dan Cimahi.

Ia menjelaskan pola hulu yakni pasien dengan gejala ringan dan sedang tidak langsung dibawa ke rumah sakit melainkan menjalani isolasi di rumah atau yang sudah disediakan pemerintah desa maupun daerah. n Ant/N-3

Baca Juga: