Pelaksanaan magang di perusahaan akan berlangsung kurang lebih setahun, tergantung jam kegiatan yang dibutuhkan.

Makassar - Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar menggandeng 61 perusahaan atau industri dalam mengimplementasikan program kampus merdeka, merdeka belajar dari Kemendikbudristek. Demikian dikatakan RektorUMI Prof Basri Modding di Makassar, Jumat (18/6).

Dia mengatakan puluhan perusahaan yang siap menjadi wadah bagi mahasiswa melakukan magang itu berasal dari berbagai daerah seperti Sulsel, Papua, Palu, hingga Gorontalo.

"Jadi kerja sama ini intinya agar mahasiswa bisa menimbah pengalaman di sejumlah industri yang bergerak dalam berbagai sektor seperti kontruksi bangunan, developer dan sebagainya," katanya.

Ia menjelaskan, jangka waktu pelaksanaan magang di perusahaan akan berlangsung kurang lebih setahun, tergantung jam kegiatan yang dibutuhkan.

"Kami memberikan nilai hingga 40 SKS untuk program magang bagi mahasiswa. Untuk program ini sendiri berlaku bagi mahasiswa yang sudah berada di semester enam dan tujuh," katanya dikutip Antara. WakilRektor I Dr Hanafi Assad mengatakan melalui kerja sama ini, maka pihak industri diharapkan membantu memberikan edukasi dan pengalaman kerja secara langsung di lapangan.

"Jadi teori yang didapatkan di kampus bisa dikombinasikan dengan pengalaman di lapangan," ujarnya.

"Begitupun sebaliknya, para pelaku industri bisa kita tarik juga menjadi dosen praktisi. Jadi ada perpaduan konsep teoritis dan pengetahuan praktisi sehingga mahasiswa bisa bersaing di dunia kerja," katanya.

Guru Belajar

Sementara itu, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek meluncurkan program guru belajar dan berbagi seri kemampuan nonteknis dalam adaptasiteknologi.

"Program ini bertujuan untuk menumbuhkan layanan berbasis digital, agar para guru, termasuk kepala sekolah bahu-membahu dalam menghadirkan layanan terbaik untuk peserta didik di tengah kondisi yang penuh tantangan seperti saat ini," ujar Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Iwan Syahril.

Dia menambahkan, melalui platform Guru Berbagi, pihaknya menyelenggarakan sejumlah webinar untuk meningkatkan kompetensi guru.

"Guru adalah pembelajar yang memberikan layanan terbaik pada peserta didik. Terbukti pada masa pandemi ini, guru beradaptasi dan tidak mau menyerah pada keadaan," jelas dia.

Iwan menjelaskan, sebanyak satu juta guru telah mengaktualisasikan dan mengembangkan kompetensinya. Selain itu, 900.000 rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) telah diunduh oleh para guru.

Iwan menambahkan, pemerintah terus mendorong diselenggarakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas. Ini terutama untuk sekolah yang memenuhi persyaratan protokol kesehatan dan vaksinasi tenaga pendidik.

"Dengan disiplin tinggi dalam adaptasi kegiatan baru pada masa pandemi, maka kesehatan lahir dan batin peserta didik dan psikologi perkembangan anak dapat terjaga. Sementara tu, ancaman learning loss dapat dihindari," kata Iwan.

Baca Juga: