Sedangkan di studi terbaru ini, para ilmuwan termasuk Yao Jianquan dari School of Precision Instruments and Opto-electronics Engineering di Universitas Tianjin China, membentuk perangkat laser yang dapat menghasilkan pancaran gelombang elektromagnetik terus menerus dalam pita terahertz.

Selain itu, rentang frekuensi antara gelombang mikro dan inframerah ini juga digunakan untuk teknologi 6G generasi berikutnya, yang diharapkan dapat merevolusi komunikasi.

Penelitian tersebut, tim ilmuwan membuat model kendaraan luar angkasa dan memodelkan distribusi selubung plasma di bawah kondisi penerbangan yang berbeda selama proses masuk kembali.

Selanjutnya, Para peneliti juga mensimulasikan karakteristik transmisi gelombang elektromagnetik terahertz dalam selubung plasma.

Melansir dari Independent, Selasa (8/2), sejumlah ahli mengonfirmasi bahwa gelombang terahertz frekuensi tinggi dapat menembus selubung plasma secara efektif.

Lalu, gelombang terahertz dapat dengan mudah menembus selubung plasma, yang dihasilkan oleh senjata hipersonik dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara atau lebih cepat.

Dalam peluncuran komersial teknologi 6G masih belum diharapkan dalam waktu dekat karena kendala teknis yang ada.

Para ilmuwan menyebutkan, itu dapat menawarkan beberapa aplikasi baru, termasuk peningkatan konektivitas dalam penerbangan.

Dibalik dari keuntungan streaming data ratusan kali lebih cepat, sensitivitas 6G yang lebih tinggi juga diharapkan memungkinkan transmisi informasi biologis yang lebih baik.

Perlu diketahui, seperti data dari napas yang dihembuskan dan kadar glukosa, memungkinkan diagnosis penyakit dan deteksi penularan.

Para ahli menerangkan, teknologi 6G untuk deteksi kendaraan hipersonik sangat penting bagi pertahanan nasional.

Baca Juga: