JAKARTA - Semua hendaknya memelihara kekayaan Jakarta yang memiliki keragamaan budaya dan pertunjukan tradisional. Harapan ini disampaikan sejarawan, Asep Kambali, di Jakarta, Jumat (8/12).

Asep memberi contoh, Jakarta memiliki keroncong yang akarnya berasal dari musik Portugis. Kemudian, adaTanjidor yang merupakan warisan Belanda. Lalu, tari Cokek sebagai akulturasi budaya Betawi dan Tionghoa. Ada juga tari Zapin yang merupakan campuran budaya Betawi dan Arab Hadhrami.

Menurutnya, Jakarta juga menjadi miniatur budaya Indonesia karena semua budaya ada di sini. "Jakarta adalah miniatur keberagaman budaya Indonesia," ujarnya. Bukan hanya soal keragaman bahasa, Asep mengatakan Jakarta juga kaya akan keragaman pertunjukan tradisional.

Maka, dia mengingatkan, dengan beragam kekayaan tersebut, semestinya, Jakarta dapat mengembangkan wisata budaya secara serius agar masyarakat dapat semakin mengenal dan memahami keragaman.

"Jakarta itu beragam sebagai gabungan dari berbagai budaya dan agama. Maka ketika nanti memahami perbedaan tersebut, kita akan makin sayang satu sama lain," tutur Asep.

Adapun budaya yang dimaksud Asep tak melulu tentang benda-benda fisik, tapi juga dapat berupa ide atau gagasan pemikiran. Misalnya, bagaimana Betawi punya ondel-ondel? Dulu, ondel-ondel sebenarnya upaya menolak bala atau mengusir roh jahat.

"Itu kan ide dan gagasan, walaupun sekarang mungkin sudah tidak relevan lagi," ujar Asep. Menurutnya, paling sederhana dalam berwisata budaya Jakarta bisa dengan mengunjungi tempat bersejarah, makam leluhur, benteng, dan pulau bersejarah. Selain itu, warga bisa juga mengunjungi Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan dan Kelurahan Srengseng Sawah.

Baca Juga: