Tanggal 8 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day, sebagai hari ketika wanita diakui atas prestasi mereka tanpa memandang perpecahan, baik nasional, etnis, bahasa, budaya, ekonomi atau politik. Tapi tahukah Anda mengapa tanggal 8 Maret dipilih sebagai peringatan Hari Perempuan Internasional?

Melansir laman Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Hari Perempuan Internasional sebenarnya tidak memiliki tanggal pasti. Fakta bahwa Hari Perempuan dirayakan pada tanggal 8 Maret sangat terkait dengan gerakan perempuan selama Revolusi Rusia yang terjadi pada 1917.

Dengan latar belakang Perang Dunia I, wanita di Rusia memprotes dan menuntut perdamaian pada 23 Februari 1917. Empat hari kemudian, demonstrasi memaksa tsar yang merupakan sebutan bagi pemimpin kekaisaran Rusia saat itu turun tahta dan Pemerintah sementara memberikan hak pilih kepada perempuan.

Meski dilakukan pada hari Minggu terakhir di bulan Februari, saat itu Rusia masih menggunakan kalender Julian dan belum mengadopsi kalender Gregorian, yang diperkenalkan oleh Paus Gregorius XIII pada tahun 1582.

Alhasil tanggal 23 Februari yang menjadi hari terjadinya protes itu di Rusia bertepatan dengan 8 Maret di negara-negara Eropa lainnya.

Namun jauh sebelum Revolusi Rusia, Hari Wanita Nasional pertama diamati di Amerika Serikat pada tanggal 28 Februari 1909.

Partai Sosialis Amerika kala itu menetapkan tanggal tersebut untuk menghormati pemogokan pekerja garmen tahun 1908 di New York, di mana 15.000 para wanita memprotes kondisi kerja. Mereka menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik, dan hak untuk memilih.

Melansir BBC International, ide untuk menjadikan hari itu internasional datang dari Clara Zetkin, seorang aktivis komunis dan pembela hak-hak perempuan.

Pada 1910 di Konferensi Internasional Wanita Pekerja di Kopenhagen, Denmark, Zetkin menyuarakan penetapan Hari Perempuan yang bersifat internasional, untuk menghormati gerakan hak-hak perempuan dan membangun dukungan untuk mencapai hak pilih universal bagi perempuan. Ide itu didukung dengan suara bulat dari 100 wanita dari 17 negara yang hadir.

Hari Wanita tercatat pertama kali dirayakan di sejumlah negara Eropa dan di Amerika Serikat pada 1911. Namun, saat itu perayaan ini terjadi pada tanggal 19 Maret, untuk memperingati revolusi tahun 1848 dan "Commune de Paris". Selain hak memilih dan memegang jabatan publik, para pekerja wanita menuntut hak perempuan untuk bekerja, pelatihan kejuruan, dan diakhirinya diskriminasi di tempat kerja.

Setelah Perang Dunia II, 8 Maret mulai dirayakan di sejumlah negara. Pada tahun 1975, PBB mulai merayakan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional.

Dua tahun kemudian, pada bulan Desember 1977, Majelis Umum mengadopsi sebuah resolusi yang memproklamirkan Hari PBB untuk Hak-Hak Perempuan dan Perdamaian Internasional untuk diperingati setiap hari dalam setahun oleh seluruh negara anggota, sesuai dengan tradisi sejarah dan nasional mereka.

Sejak tahun-tahun awal itu, Hari Perempuan Internasional telah mengambil dimensi global baru bagi perempuan di negara maju dan berkembang. Gerakan perempuan internasional yang berkembang, yang telah diperkuat oleh empat konferensi perempuan PBB global, telah membantu menjadikan peringatan tersebut sebagai titik kumpul untuk membangun dukungan bagi hak-hak perempuan dan partisipasi dalam arena politik dan ekonomi.

Baca Juga: