Setiap tahunnya, Hari Anak Yatim Piatu Korban Perang Sedunia atau The World Day of War Orphans selalu diperingati setiap tanggal 6 Januari.

Di manapun dan karena alasan apapun, perang selalu memakan korban jiwa termasuk anak-anak. Membuat mereka kehilangan kedua orang tuanya yang meninggal dalam perang.

Pada Perang Dunia Kedua misalnya, UNICEF memperkirakan perang yang dimulai dengan invasi Jerman ke Polandia itu menyebabkan jutaan anak yatim piatu di Eropa, termasuk lebih dari 300.000 di Polandia dan 200.000 di Yugoslavia.

Melansir National Today, perkiraan jumlah total anak yatim perang di seluruh dunia terus meningkat dari tahun 1990 hingga 2001. Mayoritas korban, tepatnya 95 persen dari semua anak yatim berusia di atas lima tahun.

Menurut UNICEF, ada hampir 140 juta anak yatim secara global pada tahun 2015. Termasuk 61 juta di Asia, 52 juta di Afrika, 10 juta di Amerika Latin dan Karibia, dan 7,3 juta di Eropa Timur dan Asia Tengah.

Kehilangan orang tua memang sangat sulit, tapi kehilangan orang tua karena perang lebih parah lagi.

Anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat perang memaksa mereka mereka tinggal dengan kerabatnya atau masuk ke sistem asuh dan menghadapi kondisi buruk seperti kekurangan gizi dan penyakit.

Belum lagi tekanan emosional dan mental yang mereka alami akibat perang yang berlangsung bertahun-tahun.

Atas dasar itu, Hari Anak Yatim Piatu KorbanPerang Sedunia diciptakan oleh organiasai Prancis, SOS Enfants en Detresse.

Tujuannya adalah untuk memberikan kehidupan normal kepada anak-anak yang terkena dampak secara tidak langsung oleh perang dan konflik.

Diperingati setiap tanggal 6 Januari, berbagai program kesadaran diselenggarakan pada hari itu untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada orang-orang tentang penderitaan yang terpaksa dihadapi anak-anak yatim piatu.

Juga memastikan untuk menyuarakan kesulitan anak yatim perang dan menyoroti tantangan emosional, sosial, dan fisik yang dihadapi anak-anak saat tumbuh dewasa.

Baca Juga: