Hari ini pada tahun 1991, menandai dimulainya Perang Teluk Persia atau Persian Gulf War, ketika Presiden Amerika Serikat (AS) George H.W. Bush, yang dalam pidatonya mengumumkan dimulainya Operation Desert Storm yang diartikan sebagai Operasi Badai Gurun pada 16 Januari 1991.

Operasi yang melibatkan 35 negara yang dipimpin AS itu dilakukan sebagai tanggapan atas invasi Irak di Kuwait yang kaya akan minyak.

"Ini tidak akan bertahan," ujar Bush, ketika diktator Irak Saddam Hussein menginvasi Kuwait pada Agustus sebelumnya.

Pada tengah malam, Pentagon bersiap memulai sebuah operasi untuk secara paksa mengeluarkan Irak dari pendudukan selama lima bulan di Kuwait.

Pukul 16.30 waktu setempat, pesawat tempur pertama diluncurkan dari Arab Saudi dan lepas landas dari kapal induk AS dan Inggris di Teluk Persia dalam misi pengeboman di Irak.

Sepanjang malam, pesawat dari koalisi militer pimpinan AS menggempur sasaran di dan sekitar Bagdad saat dunia menyaksikan peristiwa yang terjadi dalam rekaman televisi yang disiarkan langsung melalui satelit dari Bagdad dan tempat lain.

Pada pukul 19.00 waktu setempat, Operation Desert Storm, sebuah nama kode untuk serangan besar-besaran pimpinan AS terhadap Irak, secara resmi diumumkan Bush di Gedung Putih.

Melansir laman History, selama enam minggu berikutnya, pasukan sekutu terlibat dalam perang udara besar-besaran melawan infrastruktur militer dan sipil Irak.

Irak yang tersudutkan, hanya bisa memberikan sedikit perlawanan efektif dari angkatan udara atau pertahanan udara Irak.

Satu-satunya serangan balasan yang signifikan dari pemimpin Irak Saddam Hussein adalah peluncuran serangan rudal SCUD terhadap Israel dan Arab Saudi.

Serangan rudal itu diharap Hussein dapat memprovokasi Israel untuk memasuki area konflik, sehingga membubarkan dukungan negara Arab untuk perang tersebut. Namun, atas permintaan AS, Israel tetap berada di luar perang.

Pada tanggal 24 Februari, serangan darat pasukan sekutu besar-besaran dimulai. Hal itu membuat angkatan bersenjata Irak yang ketinggalan zaman dan kekurangan pasokan dengan cepat kewalahan.

Setelah perang darat yang berlangsung selama 100 jam, Bush memerintahkan diakhirinya permusuhan, menyatakan Kuwait akan dibebaskan.

Kuwait dibebaskan dalam waktu kurang dari empat hari, dan mayoritas angkatan bersenjata Irak menyerah, mundur ke Irak, atau dihancurkan.

Pada tanggal 28 Februari, Bush mengumumkan gencatan senjata dan Irak berjanji untuk menghormati koalisi masa depan dan persyaratan perdamaian PBB.

Diketahui, 125 tentara AS tewas dalam Perang Teluk Persia, dengan 21 lainnya dianggap hilang dalam aksi.

Pada 20 Maret 2003, perang kedua antara Irak dan koalisi pimpinan AS dimulai. Kali ini tujuan mereka adalah untuk menyingkirkan Saddam Hussein dari kekuasaan dan menghancurkan senjata pemusnah massal negara itu.

Hussein ditangkap oleh unit militer AS pada 13 Desember 2003 dan dieksekusi tiga tahun kemudian. Namun, tidak ada senjata pemusnah massal yang pernah ditemukan.

Baca Juga: