Diperingati setiap tanggal 10 Januari, Hari Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) menjadi tonggak sejarah lahirnya Orde Baru.
Melansir laman Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Asahan, peringatan Hari Tritura bermula dari tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965 yang dikenal dengan (G30S). Atas banyaknya jumlah korban jiwa dari insiden itu, mahasiswa di seluruh Indonesia kemudian menggelar aksi yang kini disebut sebagai Tritura.
Gerakan mahasiswa itu digelar karena mereka menilai pemerintahan Orde Lama kian lambat dan tidak tegas dalam menangani Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap sebagai biang kerusuhan G30S.
Beberapa organisasi yang turut andil dalam aksi demonstrasi Tritura, antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI) dan lainnya.
Aksi demonstrasi yang dipelopori para mahasiswa itu membuahkan hasil. Menanggapi aksi Tritura, Presiden Soekarno pada tanggal 21 Februari 1966, lantas melakukan perombakan kabinet. Namun, tokoh proklamasi kemerdekaan Indonesia itu masih menyertakan para simpatisan PKI.
Tak puas akan keputusan Soekarno, kenyataan ini kembali menyulut amarah mahasiswa. Mereka kemudian kembali melakukan aksi unjuk rasa pada tanggal 24 Februari 1966. Dalam aksi itu, seorang mahasiswa bernama Arif Rahman Hakim tertembak.
Setelah kejadian itu, Presiden Soekarno akhirnya mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang memberikan tugas dan wewenang kepada Jenderal Soeharto.
Melalui Supersemar inilah, Soeharto mendapatkan wewenang untuk mengambil segala tindakan yang perlu dalam memulihkan keamanan dan ketertiban. Supersemar ini juga menjadi awal muncul dan berkembangnya kekuasaan orde baru.
Usaha para mahasiswa dalam aksi Tritura untuk memperbaiki kondisi politik dan memperjuangkan hak rakyat ini pun menjadi sejarah bangsa. Dan untuk mengingat peristiwa itu, setiap tanggal 10 Januari ditetapkan sebagai Hari Tritura.
Adapun isi dari tuntutan mahasiswa ini adalah:
- Bubarkan PKI karena Pemerintah dianggap lambat dalam mengambil sikap terhadap PKI yang dianggap terlibat dalam peristiwa G30S dan banyak tokoh komunis yang berada didalam kabinet pemerintahan.
- Rombak Kabinet Dwikora, karena Pemerintah dinilai tidak bisa mengendalikan kestabilan politik, ekonomi dan sosial. Menurut masyarakat, Presiden Soekarno lebih mementingkan perebutan Irian Barat dan urusan konfrontasi Indonesia-Malaysia.
- Turunkan Harga, kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah kurang tepat yang membuat kestabilan ekonomi yang semakin memburuk.