JAKARTA - Seorang warga Amerika yang dipenjara di Iran memulai aksi mogok makan pada Senin (16/1).Siamak Namazi, seorang pengusaha keturunan Iran-Amerika, mendorong Iran dan AS agar membuat kesepakatan untuk membebaskannya.

Dilansir dari NPR, dalam sepucuk surat kepada Presiden AS Joe Biden yang dirilis pengacaranya, Namazi (51) mengatakan memiliki "gelar yang tidak enak, sandera Iran-Amerika terlama dalam sejarah."Dia mengatakan, para penculiknya senang mengejeknya dengan gelar itu.Dia berencana melakukan aksi mogok makan selama tujuh hari ke depan.

"Siamak tetap di balik jeruji besi di Penjara Evin Iran yang terkenal kejam, di mana dia mengalami isolasi yang berkepanjangan, penolakan akses ke perawatan medis, dan penyiksaan fisik dan psikologis," menurut siaran pers yang dikeluarkan pengacara Namazi, Jared Genser.

Namazi ditangkap pada Oktober 2015 dalam perjalanan bisnis ke Iran. Dia dan ayahnya, Baquer Namazi, seorang pensiunan pejabat UNICEF yang ditahan ketika mencoba mengunjungi putranya pada 2016. Keduanya dihukum di Iran atas tuduhan bekerja sama dengan musuh, Amerika Serikat.

Tahun lalu, orangtua Namazi yang semakin lemah meninggalkan Iran untuk mendapatkan perawatan medis.

Siamak Namazi dikeluarkan dari pertukaran tahanan ketika kesepakatan nuklir Iran mulai berlaku pada 2016. Dia juga dikeluarkan dari kesepakatan berikutnya.

AS berulang kali mengatakan sedang berupaya membebaskan Namazi dan warga Amerika lainnya yang ditahan secara tidak adil oleh Iran.Mereka termasuk Emad Shargi yang ditangkap di Iran pada 2018, dan Morad Tahbaz yang ditahan di sana pada tahun yang sama.

Dalam surat kepada Presiden Biden yang disampaikan pengacaranya, Namazi mengatakan, "Yang saya inginkan, Pak, satu menit dari waktu Anda selama tujuh hari ke depan dikhususkan untuk memikirkan kesengsaraan para sandera AS di Iran" - merujuk pada dirinya sendiri dan dua tahanan Amerika lainnya.

"Hanya satu menit dari waktumu untuk setiap tahun hidupku yang hilang di penjara Evin. Oleh karena itu, aku akan menolak makan untuk diriku sendiri selama tujuh hari yang sama, dengan harapan dengan melakukan itu Anda tidak akan menolak permintaan kecil ini dariku." ."

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Desember lalu, dia mengupayakan masalah ini setiap hari."Ini adalah prioritas nomor 1, membawa orang Amerika ke mana saja yang ditahan secara tidak adil, membawa mereka pulang, membawa mereka kembali ke keluarga mereka," kata Blinken kepada CBS News.

Baca Juga: