Sungguh memilukan kisah satu keluarga di Kecamatan Kartasura,Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah menjadi tunawisma tidur di kolong meja tempat ia berjualan bersama dengan 10 anaknya.
Nasib malang ini dialami keluarga Cahyo Yulianto dan Wiwin Hariyati bersama kedelapan anaknya terpaksa tinggal di warung angkringan menjalani hidup dengan segala keterbatasan yang ada.
Kisah itu diunggah akun Instagram @surakartakita dari unggahan @gerryprayudi hingga viral dan menjadi perbincangan warganet.
"Awalnya gak ada yang aneh, tapi setelah diamati, ternyata banyak anak di wedangan ini, ada 1 anak sedang tidur di depanku dengan selimut, terus ada 1 anak cewek yang bantu ibunya melayani pelanggan. Ada lagi 1 anak cowo yang cuci-cuci piring, dan ada 2 anak yang lagi bermain kesana kemari, lalu aku tengok ada suara di bagian bawah, ternyata ada lagi 1 anak yang lagi coret-coret kertas di kolong meja. Kalau ditotal ada 6 anak, aku langsung nanya ke ibu penjual angkringan," tulis keterangan dalam unggahan tersebut.
Dari cerita yang diunggah, mereka terpaksa menjadi tunawisma dan terpaksa tinggal di lapak tempatnya berjualan angkringan karena tidak mampu membayar biaya kos.
Lokasi angkringan yang ditempatinya berada di depan sebelah barat SMP 3 Kartasura. Tepatnya di Jalan Raya Solo-Semarang di Kelurahan Kertonatan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo.
Lapak tersebut hanya beratapkan terpal, yang dijadikan tempat tinggal Cahyo, bersama istrinya, dan sepuluh orang anaknya. Yang memprihatinkan, mereka tidur di bawah meja jualan dan di belakang warung angkringan.
"Kalau hujan ya terpal ambrol, air masuk, dan dingin, tapi bagaimana lagi karena kondisi," ujarnya
Setelah ditelusuri, ternyata warung angkringan ditempati suami istri dengan 13 orang anak. Sepuluh orang anak yang ikut bareng mereka tinggal di warung angkringan. Sedangkan yang lainya sudah berkeluarga.
Sang pemilik akun juga sempat bertanya mengenai bantuan pemerintah kepada keluarga tersebut.
"Ibunya jawab kalo pernah dikasih beras 2 kali sama kelurahan, terus 4 bulan yang lalu dapet bantuan UMKM 1,2 juta, tapi yaa udah abis buat modal usaha angkringan. Ibu ini bilang anaknya banyak, total ada 13, yang 3 udah mentas, sisanya 10 anak masih ikut dia dan suami, makanya kebutuhannya banyak," tambahnya lagi.
Wiwin mengaku sudah tiga hari ini mereka beraktivitas dan tidur di angkringan. Pasalnya keluarga ini tidak memiliki rumah tetap dan tidak mampu untuk membayar biaya sewa kamar kos.
"Jadi suudah 3 hari anak-anaknya tidur di angkringan sini. Beberapa hari ini cuaca sedang gak menentu (hujan), beberapa anaknya sakit pilek (flu)," lanjut tulisan itu.
Menurut Wiwin, dia terpaksa tinggal di angkringan karena saat pandemi warung jualannya sangat sepi dan tidak ada uang untuk bayar kos. Sebelumnya, mereka tinggal di sebuah kos tak jauh dari lokasi mereka jualan.
Namun karena nunggak berbulan-bulan, dan tak bisa membayar, pemilik kos meminta untuk mencari tempat tinggal lain.
Wiwin mengaku tidak nyaman tinggal di tempat tersebut, apalagi harus bersama sepuluh anaknya.Namun, karena keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan, ia terpaksa menjalani hal itu.
Unggahan itu dibanjiri komentar dari warganet. Sebagian besar memberikan dukungan atas kegigihan keluarga tersebut dalam mencari nafkah.
"Salut untuk yg punya kos dulu,menganggap lunas dari tunggakan kos sekian bulan,untuk ibu dan anak-anak semoga rejeki lancar," tulis @arzonosondakhan.
"Ayo semua warga surakarta dan sekitarnya kita harus bergerak ,membantu saudara kita dan adik2 yg butuh tempat tinggal," timpal @deny24.kristiawan.