Nama Rafael Malalangi (18) tiba-tiba mendadak viral di media sosial (medsos). Pasalnya, nama Rafael Malalangi sebelumnya telah dinyatakan lulus seleksi Bintara Polri di Polda Sulawesi Utara (Sulut). Namun, tiba-tiba namanya menghilang dari daftar kelulusan dan tergantikan dengan nama peserta yang lain.

Kasus pembatalan kelulusan Rafael Malalangi sebagai calon siswa (casis) Bintara Polri 2021 mendapat simpati dari anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Utara, Hillary Brigitta Lasut.

Terkait hal tersebut, Hillary berjanji akan akan bersurat langsung kepada Presiden dan Kapolri untuk mempertanyakan nasib calon siswa Bintara Polri 2021.

"Mengapa terjadi seperti ini. Apakah ini ada permainan orang dalam atau gimana. Yang pasti saya akan mempertanyakan ini langsung melalui surat kepada Presiden dan Kapolri. Kok bisa jadi begini," kata Hillary.

Hillary juga mempertanyakan bagaimana proses dan prosedur pengumuman kelulusan tersebut.

"Kok bisa ya, sudah diumumkan secara virtual dan lulus seleksi secara nasional, namun beberapa hari kemudian dinyatakan tidak lulus melalui surat. Ini ada apa?" ujar Hillary.

Sebagai informasi, Rafael Malalangi adalah salah satu calon siswa Bintara Polri tahun 2021 yang lulus seleksi secara nasional dan sudah diumumkan secara virtual oleh panitia. Ia melakukan pendaftaran di Polres Minahasa Selatan (Minsel)

Mendengar hal tersebut, orang tuanya langsung bersyukur. Namun, beberapa hari kemudian datang surat dari Polda Sulawesi Utara yang menyatakan kalau Rafael Malalangi tidak lulus.

Mereka pun mengungkapkan aspirasi mereka melalui anggota DPR RI, Hillary Lasut segera mempertanyakan kejadian tersebut.

"Ini nasib orang, orang tuanya dan keluarga sudah melakukan acara syukuran karena memang sudah dinyatakan lulus secara nasional. Mengapa harus berubah? Dan ironisnya posisi Rafael sudah tergantikan oleh nama orang lain. Mengapa ini harus terjadi di era keterbukaan informasi sekarang. Saya akan berusaha masalah ini tuntas tanpa ada yang dikecewakan," tegas Hillary.

Polda Sulut merespon terkait video viral tersebut, melalui Karo SDM Polda Sulut Kombes Pol Octo Budhi Prasetyo menjelaskan peristiwa ini terjadi karena kesalahan operator saat memasukan data.

Octo menjelaskan, nama Rafael lulus di ranking 22 dari total 22 kuota yang tersedia. Namun, setelah sidang kelulusan diumumkan, seorang casis datang mengajukan komplain karena nilainya tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh.

"Komplain itu kami akomodasi, terus dicek ke papan live chat, kan ada tanda tangannya. Ternyata memang antara nilai di live chat dan di sini berbeda. Memang itu kesalahan operator saat menginput data, operator dari tim jasmani," kata Octo, Kamis (29/7/2021).

Selanjutnya Polda Sulut memanggil kedua casis tersebut bersama orang tuanya. Mereka diminta untuk menyaksikan dan melihat data nilai yang diperoleh.

"Kami cek, nilainya betul apa tidak. Ternyata mereka semua dua-duanya menjawab betul semua. Setelah itu kami nilai ulang rangkingnya, ternyata yang komplain ini masuk dalam gelombang. Otomatis yang rangking terakhir lewat jadi tidak masuk karena kan ada kuotanya," katanya.

Octo menegaskan, persoalan ini terjadi murni karena kesalahan dari operator saat memasukkan data. "Memang ini kesalahan dari operator tim jasmani memasukkan data input itu. Alhamdulillah yang lain tidak ada yang komplain, hanya satu itu aja," katanya.

Baca Juga: