MAGELANG - Mbah Sumirah, 76 tahun, mungkin tidak pernah membayangkan, tiba-tiba ada dokter yang diutus oleh seorang Ibu Hetty Andika Perkasa yang tidak pernah dikenalnya.

Ibu Sumirah adalah istri dari Bapak Tupan, di usianya yang sudah senja dan sakit-sakitan masih bekerja sebagai seorang tukang sol sepatu yang sehari-harinya keliling menawarkan jasanya dengan sepeda tua.

Penghasilannya tiap hari tidak menentu. Kadang ada 1 pesanan sol, kadang 2 atau 3 sepatu, kadang tak ada sama sekali. Selain untuk makan sehari-hari, uang penghasilan mengesol sepatu ia gunakan untuk membeli popok bagi istrinya yang sudah tidak bisa berjalan lagi.

Keberuntungan datang saat Ibu Hetty Andika Perkasa sedang membagi-bagi sembako di Magelang beberapa waktu lalu. Mengetahui kondisi Pak Tupan dan istrinya, Ibu Hetty saat itu juga, tanpa ba bi bu langsung meminta Dokter Ridwan yang kala itu mendampingi beliau dalam kunjungannya ke Magelang, untuk mengecek kondisi Pak Tupan dan istrinya, Ibu Sumirah. Selain itu juga diberikan bantuan berupa sembako dan uang.

Pak Tupan sendiri sudah sepuh, dan selalu membawa obat-obatan di kantongnya selama bekerja. "Untuk obat mumet," tutur Pak Tupan sambil mengeluarkan obat-obatan yang dia bawa dari dalam kantong celananya.

Menurut Pak Tupan, istrinya sudah 3 bulan tidak bisa berjalan dan hanya berbaring saja di tempat tidurnya di kamar rumah petaknya yang sempit.

Beberapa waktu lalu, Dokter Ridwan menghubungi Ibu Hetty Andika Perkasa melalui video call untuk melaporkan bahwa Bu Sumirah perlu perawatan medis yang intensif karena sudah sakit selama 4 tahun dan tidak bisa berjalan.

Kepada ibu Hetty Andika Perkasa, Sumirah minta dibelikan kursi roda dan termos air panas, karena termosnya yang lama sudah bocor. Ibu Hetty langsung menyanggupi, bahkan akan membelikan kasur, bantal, guling dan segera akan dikirimkan ke sana.

Percakapan yang mengharukan pun terjadi, seperti yang diunggah di YouTube Buletin TNI AD (22/6), ketika Bu Sumirah meminta maaf pada Ibu KSAD karena merepotkan beliau, sambil mengusap air matanya seraya berkata bahwa dia belum makan siang itu karena tidak punya uang.

Sesuai dengan permintaan Bu Hetty Andika Perkasa, Bu Sumirah segera dibawa ke RS untuk dirawat secara intensif oleh tim dokter AD. Setelah kondisi stabil, Bu Sumirah dibawa ke rumah kembali untuk berobat jalan. Tiap hari Dokter Ridwan dan dokter lainnya melakukan kunjungan untuk memeriksa kesehatan Bu Sumirah dan Pak Tupan.

Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Beberapa hari kemudian Mbah Sumirah dikabarkan meninggal dunia setelah dirawat jalan di rumah. Selamat jalan Mbah Sumirah.

Baca Juga: