Di Jepang, keterlambatan adalah sebuah masalah besar yang menunjukkan tingkat profesional yang rendah. Pada September 2021 lalu, ada kejadian unik yang membuat salah satu pesawat di runway A Bandara Internasional Narita, Jepang, harus menunda keberangkatannya akibat kelakuan salah satu hewan yang tiba-tiba masuk ke lintasan pesawat. Hewan tersebut adalah seekor penyu.

Pilot yang melihat penyu di lintasan, langsung melaporkan kejadian ini sebagai keadaan darurat. Landasan pacu harus ditutup sementara dan menyebabkan 5 penerbangan mengalami penundaan selama 15 menit.

Untuk mengantisipasi agar kejadian tersebut tak terulang kembali, Bandara Internasional Narita baru-baru ini mulai memasang 140 perangkap penyu di sekitar kolam retensi bandara. Dilansir dari The Asahi Shimbun, diperkirakan ada ratusan penyu yang hidup dan berkembang biak di area air di samping landasan pacu Bandara Internasional Narita.

Perangkap yang dipasang di sana dibuat secara manual yang berbentuk persegi. Alat ini memiliki kedalaman hingga 1 meter yang terbuat dari pipa dengan jaring di tengahnya.

Cara kerja perangkap ini ialah, jika penyu memanjat lereng yang ada di dua sisi perangkap, maka hewan tersebut akan otomatis masuk ke dalam jaring.

Tak hanya berbentuk pipa, ada pula perangkap berbentuk keranjang yang dibenamkan di bawah air di sekitar landasan pacu bandara.

Petugas bandara juga akan membuat talang berbentuk U yang terletak di antara landasan pacu dan waduk, agar penyu yang mencoba masuk ke runway akan terperangkap di dalamnya.

Tragedi penyu masuk landasan pacu ini ternyata tak hanya terjadi satu kali. Terhitung sudah 9 kali kasus penyu yang mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Narita, sejak tahun 2013.

Meski terlihat sepele, penyu bisa menyebabkan kecelakaan serius untuk pesawat. Hingga saat ini, petugas bandara masih terus mencari cara paling efektif untuk menghalau penyu dari landasan pacu tanpa perlu merusak habitatnya.

Insiden hewan yang mengganggu aktivitas penerbangan juga pernah terjadi di Indonesia. Bukan karena penyu, tragedi penerbangan ini terjadi oleh serangan burung.

Pada 2017 lalu, salah satu pesawat yang akan mendarat di Bandara Juanda, Surabaya, menabrak burung dan menyebabkan moncong pesawat yang berangkat dari Lombok ini penyok.

Akibat dari kejadian tersebut, penerbangan dengan pesawat ini harus dibatalkan dengan alasan keamanan. Tabrakan dengan kecepatan tinggi antara pesawat dan burung ini menyebabkan kerusakan pada struktur pesawat dan mesin yang bermasalah.

Masih di Bandara Juanda, pernah terjadi masuknya anjing liar pada 2007 silam yang menyebabkan terganggunya penerbangan pesawat Mataram-Surabaya.

Baca Juga: