Koran-Jakarta.com | 01 November 2024

Sebabkan Kematian Anak, Lab di India Diminta Prioritaskan Uji Sirop Obat Batuk Ekspor

25 Mei 2023, 08:15 WIB Waktu Baca 2 menit
Sebabkan Kematian Anak, Lab di India Diminta Prioritaskan Uji Sirop Obat Batuk Ekspor

Foto: antara

Ilustrasi obat sirop

NEW DELHI - Laboratorium milik pemerintah India harus memprioritaskan pengujian terhadap sirop obat batuk untuk ekspor, kata pengawas obat-obatan setempat pada Rabu (24/5), menyusul kasus kematian puluhan anak di Gambia dan Uzbekistan yang dikaitkan dengan obat itu.

Arahan yang dikeluarkan Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat juga menyatakan laboratorium harus segera mengeluarkan laporan pengujian setelah menganalisis sampel dari pabrikan.

Sebelumnya pada pekan ini, India mengeluarkan pemberitahuan terkait kewajiban pengujian pada sirop obat batuk yang akan diekspor.

Langkah tersebut diambil menyusul penemuan zat beracun di sirop obat batuk yang diproduksi tiga perusahaan India oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sirop yang dibuat oleh dua dari tiga perusahaan tersebut dikaitkan dengan kematian sebanyak 70 anak-anak di Gambia dan 19 anak di Uzbekistan tahun lalu.

Kasus kematian anak-anak itu mengguncang reputasi industri farmasi India yang memiliki nilai sebesar 41 miliar dolar AS (sekitar Rp612,13 triliun) dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia.

Pemerintah setempat sedang mempertimbangkan perombakan kebijakan industri farmasi untuk memperketat prosedur pengujian dan bahan baku.

Arahan yang dikeluarkan pada Rabu itu dikirim ke seluruh laboratorium pemerintah federal dan pengawas obat-obatan di enam negara bagian produksi utama dan satu wilayah federal.

Mulai 1 Juni, seluruh sirop obat batuk yang akan diekspor harus memiliki sertifikat analisis yang dikeluarkan oleh laboratorium pemerintah.

Kementerian Kesehatan India belum menanggapi permintaan untuk memberikan komentar mengenai apakah pengujian diperlukan untuk sirop obat batuk yang dijual di pasar domestik.

Berdasarkan pengujian terhadap sirop obat batuk yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Ltd, yang dikaitkan dengan kasus kematian anak di Gambia, zat beracun tidak ditemukan.

Namun, kontaminan terdeteksi di banyak obat yang dibuat oleh Marion Biotech, yang sirop buatannya dikaitkan dengan kasus kematian di Uzbekistan.

Perusahaan-perusahaan tersebut membantah telah melakukan kesalahan.

Baca Juga:

Populer di Luar Negeri

Berita Terkait