Diperlukan peningkatan kompetensi guru agar mampu beradaptasi perkembangan teknologi yang sangat pesat. Ini menuntut guru untuk siap menghadapi perubahan.

JAKARTA - Sumber daya manusia (SDM) vokasi salah satu fokusnya untuk membangun desa dan daerah tertinggal. Maka, arah pengembangan satuan pendidikan vokasi akan disesuaikan dengan kebutuhan di daerah tersebut. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, dalam dalam kegiatan Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional 2021 secara daring, Senin (27/9).

"Fokus pengembangannya akan diarahkan pada penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan industri dalam mendukung inovasi dan penerapan teknologi tepat guna," ujarnya. Tujuannya, meningkatkan produktivitas desa, daerah tertinggal, dan kawasan transmigrasi.

Wikan mengatakan, program kecakapan wirausaha (PKW) maupun program kecakapan kerja (PKK) akan dioptimalkan untuk penyiapan SDM. Dia berharap program-program tersebut dapat meningkatkan kapasitas kewirausahaan dalam pembangunan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi.

"Ini dilakukan dalam mengembangkan SDM di desa, daerah tertinggal, serta kawasan transmigrasi dengan memperhatikan potensi lokal," katanya. Lebih jauh, Wikan akan terus mengakselerasi pembangunan SDM di Desa dan daerah tertinggal.

Kementerian telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja bersama (PKB) dengan Badan Pengembangan dan Informasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Isinya tentang Penguatan Peran Pendidikan Vokasi dalam Pengembangan serta badan tersebut.

"Melalui pendidikan vokasi inilah diharapkan akan dihasilkan berbagai inovasi terbaru untuk mengakselerasi pembangunan SDM, termasuk masyarakat desa," katanya.

Kapasitas Guru

Pada kesempatan tersebut, Wikan juga menyoroti perlunya peningkatan kompetensi guru. Menurutnya, perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini menuntut guru untuk bisa adaptif terhadap perubahan. Di sisi lain juga harus dilengkapi kreativitas dalam memberi pengajaran kepada siswa.

Dia mengatakan, kementerian terus mendorong pelatihan sebagai bentuk upskilling dan reskilling guru SMK. Wikan berharap, pengetahuan yang sudah didapat para guru dapat ditransfer kepada murid sekolahnya masing-masing. Harapannya, mereka mendapat kompetensi yang dibutuhkan saat bekerja kelak.

"Hal tersebut diharapkan dapat akan meningkatkan kompetensi SDM vokasi beserta para peserta didik," jelasnya. Wikan mengingatkan, kerja sama satuan pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) sangat penting. Satuan pendidikan vokasi akan bisa lebih memahami kebutuhan nyata industri beserta kualifikasi atas SDM yang dibutuhkan.

"Paradigma pendidikan vokasi dengan industri harus berubah. SMK tidak hanya menyiapkan lulusan. Namun, secara aktif sejak awal proses pembelajaran untuk mempersiapkan lulusan vokasi agar memiliki kompetensi keterampilan teknis maupun nonteknis, serta karakter sesuai dengan kebutuhan dunia kerja," tandasnya.

Baca Juga: