PARIS - Partai sayap kanan Prancis, National Rally (RN), masih mampu memenangkan mayoritas absolut di parlemen. Hal itu diutarakan kandidat presiden tiga kali, Marine Le Pen, pada Kamis (4/7), meskipun ia mengecam terjadinya pakta pemilu antara kelompok tengah dan kiri yang bertujuan untuk menggagalkan kebangkitan kelompok tersebut.

Dengan tiga hari tersisa menuju putaran kedua pemilihan legislatif paling penting dalam sejarah Prancis, sebuah jajak pendapat justru memproyeksikan bahwa RN akan gagal mencapai mayoritas absolut meskipun mereka berhasil meraihnya dalam pemilihan putaran pertama pada 30 Juni lalu.

Hasil pemilu akan menentukan apakah Prancis pascaperang memilih pemerintahan sayap kanan pertamanya atau memasuki era politik koalisi yang berpotensi melumpuhkan.

Kekuatan sentris Presiden Emmanuel Macron dan koalisi sayap kiri sebelumnya telah menarik lebih dari 200 kandidat dari pemilihan putaran kedua pada Minggu (7/7) dalam upaya bersama untuk mengalahkan kelompok sayap kanan.

"Saya pikir masih ada kapasitas untuk mendapatkan mayoritas absolut dengan para pemilih memberikan upaya terakhirnya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan," kata Le Pen kepadaBFMTVdalam sebuah sesi wawancara. "Saya katakan, pilihlah karena ini adalah momen yang sangat penting untuk membawa perubahan dalam politik di semua bidang yang membuat Anda menderita saat ini," imbuh dia.

Jika RN memenangkan mayoritas absolut dari 289 kursi di Majelis Nasional yang beranggotakan 577 orang, maka mereka akan dapat membentuk pemerintahan dengan anak didik Le Pen yang bernama Jordan Bardella, 28 tahun, akan menjabat sebagai perdana menteri.

Le Pen mengakui bahwa upaya yang dilakukan oleh kelompok sentris Macron dan koalisi Front Populer Baru (NFP) untuk menarik mundur kandidatnya demi mencegah RN mendapatkan mayoritas absolut, bisa menjegal langkah kelompok sayap kanan. Tindakan tersebut telah memicu spekulasi kemungkinan terbentuknya koalisi kanan-tengah-kiri setelah pemilu untuk mencegah RN mengambil alih kekuasaan.

Le Pen menuduh bahwa impian terbesar Macron adalah memiliki partai tunggal yang mencakup semua kekuatan mulai dari kelompok sayap kiri France Unbowed (LFI) hingga Partai Republik sayap kanan (LR), tetapi tidak termasuk RN. Namun Macron menjelaskan pada rapat kabinet pada Rabu (3/7) bahwa tidak ada keraguan bahwa LFI bisa menjadi bagian dari koalisi mana pun.

Jajak Pendapat

Jajak pendapat yang dilakukan Harris Interactive memproyeksikan RN dan sekutunya akan memenangkan 190 hingga 220 kursi di Majelis Nasional, NFP 159 hingga 183 kursi, dan aliansi Macron Ensemble (Bersama) 110 hingga 135.

Keputusan Macron untuk mengadakan pemilu sela tiga tahun lebih cepat dari jadwal setelah partainya kalah dalam jajak pendapat di Eropa dipandang sebagai pertaruhan terbesar dalam karier politiknya.

Banyak pihak yang masih merasa getir atas keputusan tiba-tiba yang berisiko menjerumuskan Prancis ke dalam kekacauan beberapa pekan sebelum menjadi tuan rumah Olimpiade dan pada saat pemerintahan Macron memainkan peran penting dalam mendukung Ukraina melawan invasi Russia.

Sekalipun RN gagal meraih mayoritas absolut, koalisi luas yang dibentuk oleh Macron berisiko digulingkan dalam mosi tidak percaya jika didukung oleh LFI dan RN. AFP/I-1

Baca Juga: