Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dipilih pemerintah untuk memutus rantai penyebaran pandemi virus korona baru (Covid-19). Beberapa daerah dengan paparan tinggi Covid-19 telah menerapkan kebijakan ini, di antaranya DKI Jakarta dan beberapa daerah di Jawa Barat.
Masyarakat memiliki peran penting dalam kesuksesan kebijakan ini. Meski begitu, pemerintah perlu mendorong agar masyarakat dapat lebih terlibat melalui beberapa program seperti edukasi maupun pemberian bantuan sosial.
Untuk mendalami seputar penerapan PSBB, Koran Jakarta mewawancarai Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono. Berikut petikan wawancaranya.
Seberapa efektif penerapan PSBB di sejumlah wilayah di Indonesia?
Efektif itu artinya kalau dievaluasi. Pertanyaannya, kita sudah mengevaluasi atau belum agar apa yang diterapkan efektif. Paling tidak, pergub yang dirancang tiap daerah dipatuhi sekitar 80 persen. Kalau bisa, baru memberikan efek positif. Kalau belum, jangan harap. Khusus DKI Jakarta baru memperpanjang masa PSBB. Kalau diperpanjang tanpa monitoring yang susah.
Apa yang perlu ditingkatkan dalam penerapan PSBB ini?
Kalau mau, ini diterapkan secara nasional justru lebih baik. Banyak kondisi yang saya lihat sudah waktunya untuk PSBB Nasional. Implementasinya bisa disesuaikan masing-masing daerah. Tidak sama.
Adapun untuk masa PSBB ini idealnya satu bulan. Pengalaman dari beberapa negara dalam menerapkan kebijakan serupa, PSBB ini efektif dalam dua kali masa karantina. Selain itu, penerapannya harus di atas 80 persen.
Berarti pemerintah pusat yang harus inisiatif?
Ya. Harus dari Presiden memerintahkan PSBB Nasional ini. Regulasi harus dicabut dan diperbaiki. Tidak perlu yang memberi izin ini Kementerian Kesehatan. Tapi, Kemenkes me-monitoring daerah dalam pelaksanaan PSBB Nasional.
Monitoring nantinya menentukan keberlanjutan PSBB di daerah tersebut. Diambil berdasarkan penerapan kebijakan dan perkembangan jumlah kasus Covid-19. Di situ baru bisa terlihat dampaknya. Sekarang belum efektif karena belum ada evaluasinya.
Menurut Anda, apakah perlu diperketat dengan sanksi?
Paling bagus bukan sanksi. Tapi, masyarakat bisa disadarkan melalui edukasi sehingga ikhlas melakukannya. Proses edukasi melalui layanan masyarakat harus dengan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti masyarakat. Mengingat masyarakat kita punya tingkat pendidikan beragam.
Penguatan lain bisa dilakukan dengan meningkatkan proses tes. Di sini, pemerintah harus cepat dalam mengetes orang-orang yang berpotensi tertular dan menularkan sehingga mereka bisa segera diisolasi.
Bagaimana penerapan PSBB ini di bulan Ramadan?
Bulan Ramadan harus jadi momentum dalam peningkatan penerapan PSBB. Mungkin kultum-kultum di bulan Ramadan bisa diisi dengan kegiatan yang juga sosialiasai PSBB. Karena kan konsepnya sama, yaitu menahan diri dan menahan untuk tidak melakukan perjalanan, menahan berkegiatan.
Paling penting, PSBB ini banyak yang kena dampak ekonomi. Ini saatnya membantu masyarakat yang lain. Masyarakat bisa dianjurkan bersedekah. n muh ma'arup/P-4