RIYADH - Aparat Kerajaan Arab Saudi memperingatkan bakal ada lonjakan besar terkait virus korona jenis baru atau Covid-19 hingga 200.000 kasus dalam beberapa minggu ke depan.

Menteri Kesehatan Arab Saudi, Tawfiq al-Rabiah, mengatakan proyeksi tersebut didasarkan pada empat studi oleh para ahli Saudi dan internasional.

"Dalam beberapa minggu ke depan, penelitian memperkirakan jumlah infeksi akan berkisar dari minimal 10.000 hingga maksimum 200.000," kata Tawfiq al-Rabiah seperti dikutip sejumlah media, Rabu (8/4).

Peringatan itu datang sehari setelah Kerajaan Arab Saudi memperpanjang durasi jam malam harian di beberapa kota menjadi 24 jam. Perpanjangan jam malam tersebut sebagai upaya untuk membatasi penyebaran virus mematikan tersebut. Kota-kota itu adalah Riyadh, Tabuk, Dammam, Dhahran, dan Hofuf. Langkah-langkah yang sama juga diberlakukan di Jeddah, Taif, Qatif, dan Khobar. Pihak berwenang telah menutup Kota Suci Mekah dan Madinah bersama dengan Riyadh dan Jeddah, melarang orang masuk dan keluar serta melarang adanya pergerakan di antara semua provinsi.

Menteri Rabiah mengatakan jam malam diperketat di berbagai kota karena banyak orang tidak mematuhi peringatan kesehatan terhadap pertemuan publik dan kontak sosial.

Arab Saudi sejauh ini melaporkan total 2.932 kasus terinfeksi Covid-19 dan 41 kematian akibat penyakit itu.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Mohammad Al Abdel Ali, mengungkapkan kegagalan mematuhi langkah-langkah menghadapi pandemi Covid-19 dapat mengakibatkan ratusan ribu orang terinfeksi.

"Kecuali jika orang menunjukkan kepatuhan pada bulan-bulan berikutnya, ratusan ribu orang akan rentan terhadap infeksi dan sistem kesehatan akan runtuh. Ini bukan skenario imajiner. Tetapi dengan kepatuhan, pandemi ini akan berakhir, jika Tuhan menghendaki dan menjadi sejarah," katanya

Trump Kritik WHO

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengkritik Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena terlalu fokus pada Tiongkok dan mengeluarkan saran buruk selama wabah virus korona. Trump juga mengatakan AS akan menahan dana untuk badan tersebut.

"WHO benar-benar gagal," kata Trump dalam unggahan Twitter.

"Untuk beberapa alasan, sebagian besar didanai oleh Amerika, namun sangat Tiongkok sentris. Untungnya, saya menolak saran mereka tentang menjaga perbatasan kita terbuka ke Tiongkok sejak dini. Mengapa mereka memberi kami rekomendasi yang salah?"

Per 8 April 2020, jumlah kasus Covid-19 AS mencapai 400.550 dan meninggal 12.857 orang. Sedangkan secara global, jumlah penderita Covid-19 mencapai 1.450.086 kasus dan 83.467 orang meninggal.AFP/SB/eko/AR-2

Baca Juga: