RIYADH - Koalisi militer pimpinan Arab Saudi dan Kelompok Pemberontak Houthi saling serang. Koalisi militer pimpinan Arab Saudi melancarkan serangan udara di Ibu Kota Yaman, Sanaa, yang dikuasai Houthi, Minggu (7/3) waktu setempat.

Sementara itu, Kelompok Pemberontak Houthi menembakkan belasan rudal dan pesawat tak berawak (drone) ke kawasan kilang minyak terbesar Saudi di Ras Tanura dan beberapa fasilitas militer kerajaan di Dammam, Asie, dan Jazan.

Saling serang itu menandai eskalasi baru dalam konflik enam tahun Yaman antara pemerintah Yaman yang didukung koalisi Arab Saudi dan Houthi.

Serangan koalisi Arab Saudi memicu ledakan besar yang menimbulkan gumpalan asap membumbung di langit di atas Sanaa. Houthi melaporkan tujuh serangan udara di kota itu.

"Operasi militer itu menargetkan kemampuan militer Houthi di Sanaa dan sejumlah provinsi lain," kata Koalisi Arab Saudi.

Sementara itu, Juru Bicara Militer Houthi, Yahya Sarea, mengatakan pihaknya telah menembakkan 14 drone dan delapan rudal balistik dalam operasi besar "ke jantung Arab Saudi".

Yang dimaksud dengan "ke jantung Arab Saudi" itu adalah kilang minyak terbesar Saudi di Ras Tanura dan beberapa fasilitas militer kerajaan di Dammam, Asie, dan Jazan.

Situs minyak Ras Tanura merupakan kilang minyak di lepas pantai terbesar Saudi yang terletak di Provinsi Timur, Teluk Persia. Lokasi itu merupakan pusat sebagian besar produksi dan ekspor perusahaan minyak Saudi, Aramco.

Kilang minyak Ras Tanura juga terletak hanya beberapa kilometer dari instalasi minyak Saudi lainnya yang menjadi target serangan pada 2019.

Insiden pada 2019 memicu Saudi menutup sementara setengah produksi minyak mentah hingga menyebabkan harga minyak dunia melonjak drastis.

Koalisi pimpinan Saudi menuturkan mereka berhasil mencegat 12 drone bersenjata yang ditargetkan ke "sasaran sipil" tanpa menjelaskan lokasinya.

Koalisi militer itu juga mengatakan pihaknya berhasil menangkis dua rudal balistik yang mengarah ke Jazan.

Pecahan peluru dari dua rudal balistik itu dilaporkan jatuh di dekat kompleks perumahan di Dhahran yang digunakan Aramco.

Tidak Ada Korban

Kemhan Saudi menegaskan tidak ada korban atau kerusakan akibat serangan belasan drone dan rudal itu.

Namun, serangan ke salah satu situs minyak terbesar di dunia itu mendorong harga minyak mentah Brent melonjak di atas 70 dollar AS per barel, level tertinggi sejak Januari 2020.

Juru Bicara Kemhan Saudi, Kolonel Turki al-Maliki, mengatakan negara kerajaan akan mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi aset nasionalnya.

Al-Maliki memaparkan koalisi militer telah meluncurkan serangan udara terhadap sejumlah situs militer Houthi di Sanaa dan wilayah Yaman lainnya, pada Minggu.

Rekaman video yang tersebar di media Saudi memperlihatkan asap putih mengepul tebal tak lama setelah ledakan besar terdengar hingga mengguncang Ibu Kota Yaman yang diduduki pemberontak Houthi tersebut.

Perang yang sudah berlangsung bertahun-tahun ini telah menewaskan puluhan ribu orang dan mendorong Yaman ke ambang kelaparan. Houthi masih teguh dengan pendiriannya untuk memerangi sistem yang korup dan agresi asing. n SB/AFP/P-4

Baca Juga: