Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan meluncurkan Jakarta One sebagai sistem transaksi secara elektronik. Nantinya, setiap transaksi apapun bisa dilakukan melalui Jakarta One ini.

Saat ini, Pemprov menggandeng Bank DKI untuk mengimplementasikan Jakarta One. Selain dalam bentuk kartu, Jakarta One ini disiapkan juga melalui mobile atau gadget. Pihaknya mengundang seluruh pemangku kepentingan lain seperti perbankan nasional untuk berintegrasi dengan Jakarta One.

Untuk mengetahui lebih lanjut transaksi ini, reporter Koran Jakarta, Peri Irawan, mewawancarai Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta, Sri Haryati di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (6/9). Berikut petikannya:

Seperti apa konsep Jakarta One itu?

Jakarta One ini sudah dirintis dengan Bank DKI untuk fase pertama. Tahap awal memang single bank, yakni Bank DKI dan nantinya multi bank. Integrasi perhubungan hanya salah satu fungsi saja dari Jakarta One. Di sana juga ada subsidi.

Subsidi apa saja yang disiapkan melalui Jakarta One?

Semua subsidi. Setiap bantuan apapun harus masuk ke Jakarta One. Baik rusun, KJP, KJS dan lainnya. Sekarang ini, Jakarta One sudah jalan dengan konsep Bank DKI itu. Tapi memang masih tahap awal, ke depan kita buka juga untuk semua bank.

Bagaimana integrasi itu akan dilakukan?

Di situ akan ada entitas, tadi sudah diputuskan ada dua entitas, satu entitas untuk nasional satu lagi khusus untuk DKI Jakarta dengan operator BUMD DKI. Entitas ini mengarah ya ke Jakpro. Nanti Jakpro yang menjadi entitas tadi tapi big data di dalamnya ada di Diskominfo dan Jakarta Smart City. Ini sudah kita atur sistematikanya. Pak Gubernur BI menyampaikan, akhir 2018 baru bisa integrasi dua entitas tadi.

Integrasi ini arahnya kemana?

Arahnya jelas. Yang mengeluarkan kartu transaksi itu kan bank. Misalnya saya gunakan bank A, nanti akan diatur ada payment gateway ya sehingga nanti kartu itu bisa dipakai dimana-mana, bisa untuk Transjakarta, KRL, Monas, Ragunan, atau transaksi lain dengan satu kartu. Sehingga kita tidak perlu mengeluarkan kartu lainnya.

Apa saja layanan yang diberikan Jakarta One itu?

Isi Jakarta One itu lebih komplit. Jakarta One untuk masyarakat Jakarta itu didalamnya ada identitas di dalamnya. Nanti kita bisa mengetahui kebiasaan masyarakat. Misalnya Transjakarta ada tapping di pintu masuk dan keluar. Kita bisa tahu alur Masyarakat Jakarta, yang banyak koridor mana, butuh jumlah bus berapa. Dengan pendekatan ini, kita bisa mengoptimalkan pelayanan.

Lalu, bagaimana dengan subsidi tadi?

Misalnya si A, dia masyarakat Jakarta Utara, ternyata dia pengguna busway, tinggal di rusun dan sekaligus pengguna KJP, maka semua bisa kita lihat di Jakarta One. Jakarta One ini sistem, bukan untuk transportasi saja, bisa juga untuk subsidi, tiket wisata, seperti masuk ke Monumen Nasional (Monas), Ragunan dan lainnya. Ke depan kita juga akan bekerja sama dengan mercant-mercant lain, sehingga bisa digunakan untuk transaksi lainnya.

Saat ini, seperti apa penyiapan Jakarta One itu?

Jakarta One ini, Pergubnya sedang diselesaikan, posisi sudah sudah masuk biro hukum. Kita siapkan dulu entitasnya. Misalnya ada penugasan, misalnya ke Jakpro. Wewenangnya seperti apa. Kan Jakpro sudah menyelesaikan blue print Jakarta One ini. Sistemnya sudah ada, alur prosesnya juga, karena Jakarta One ini tidak kartu saja, tapi bisa digunakan melalui smartphone dan lainnya.

Kapan Jakarta One ini bisa diimplementasikan secara sempurna?

Ya kita siapkan Pergubnya dulu. Kalau sudah clear, nanti Jakpro kan mendapat penugasan. Apakah nanti dia mendirikan anak perusahaan untuk mengurusi itu. Harusnya tidak terlalu lama lagi, target kami sih akhir tahun ini. Tapi, detailnya harus jelas, seperti apa arsitektur sistem Jakarta One ini. Kita harus hati-hati, karena ini ada transaksi elektronik di dalamnya. Kita undang juga LKPP, konsultasi dengan lembaga lain, Kominfo, Bank Indonesia, OJK dan lainnya.P-5

Baca Juga: