JAKARTA - Sastra tempatan atau lokal belum banyak kemajuan. Sastra dari Barat masih mendominasi teori dan kritik sastra, bahkan ada anggapan bahwa sastra Timur hanya pengikut saja. Demikian dikatakan oleh Kepala Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Dadang Sunendar, saat pembukaan seminar Antarbangsa Kesusastraan Asia Tenggara, di Jakarta, Senin (11/9). Dia mengatakan penggalian unsur-unsur kedaerahan belum juga banyak kemajuan.

"Kami berharap melalui pertemuan ini, semakin banyak sastra lokal yang terangkat," katanya. Ia mengatakan tujuan utama dari seminar tersebut adalah untuk mendiseminasikan hasil pengembangan teori dan kritik sastra tempatan yang telah dilakukan sejak 2012. Pertemuan itu juga bertujuan untuk melihat seberapa jauh teori dan kritik sastra tempatan berkembang dan diterima oleh masyarakat sastra, baik yang berada di kawasan Asia Tenggara maupun luar Asia Tenggara.

Sementara itu, Direktur Komersial Balai Pustaka, Ahmad Fahrozi, mengatakan generasi muda lebih menyukai karya sastra Barat dibandingkan lokal. "Minat anak sekarang cenderung pada karya sastra luar negeri. Hal ini dikarenakan sudah terlalu lama, sastra tidak diajarkan secara langsung," tutur Ahmad. cit/E-3

Baca Juga: