Setelah diharapkan untuk maju dalam bursa pilpres 2022, Sara Duterte-Carpio, menyatakan tak akan ikut kontes itu dan menegaskan dirinya ingin menjalani sekali lagi masa jabatannya sebagai Wali Kota Davao.
MANILA - Putri dari presiden Filipina yang bernama Sara Duterte-Carpio, pada Sabtu (9/10) menyatakan menolak untuk ikut pemilihan presiden untuk menggantikan ayahnya, Rodrigo Duterte, sebagai presiden.
Sara bersikeras bahwa dirinya ingin menjalani sekali lagi masa jabatan sebagai Wali Kota Davao, walau ribuan pendukungnya telah melakukan aksi sokongan dan memposting ribuan pesan di media sosial yang isinya mendesak perempuan berusia 43 tahun itu untuk mengubah pikiran.
Dalam postingan di Facebook pada Sabtu atau sehari setelah batas waktu untuk mendaftar sebagai kandidat presiden berakhir, Sara mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya yang telah hadir di lokasi pendaftaran di Manila untuk maju dalam pilpres pada 2022.
"Meskipun saya tidak berada di (Hotel) Sofitel (untuk mendaftarkan diri), kalian semua tidak kehilangan harapan dan bersabar untuk menunggu," kata Sara, beberapa jam sebelum kantornya mengumumkan bahwa dia dinyatakan positif Covid-19. "Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya," imbuh dia.
Hingga saat ini Presiden Duterte belum menunjuk penggantinya. Sebelumnya Presiden Duterte menyatakan bahwa Sara akan mencalonkan diri bersama ajudan setianya yaitu Senator Christopher Go.
Masih Ada Waktu
Para analis mengatakan bahwa walau Sara telah melewatkan batas waktu pendaftaran untuk ikut pilpres, namun ia masih memiliki waktu hingga 15 November untuk ikut serta dalam pilpres. Langkah ini pernah dilakukan ayahnya dalam pemilu 2015 lalu.
Berdasarkan jajak pendapat terbaru Pulse Asia tentang preferensi pemilih untuk presiden Filipina mendatang, Sara Duterte-Carpio menduduki posisi pertama. Dibelakangnya diikuti oleh mantan Senator Ferdinand "Bongbong" Marcos Jr, Wali Kota Manila, Francisco Domagoso, dan petinju legendaris Manny Pacquiao.
Semua kecuali Sara telah secara resmi menyatakan akan mencalonkan diri dalam pilpres 2022.
Beberapa pihak sebenarnya meragukan dukungan bagi Sara dalam jajak pendapat akan membuatnya meraih kemenangan pilpres, dengan mengatakan ia tidak memiliki karisma dan selera humor seperti ayahnya.
"Dia mendapatkan sokongan karena dia adalah putri presiden," tutur direktur riset Pulse Asia, Ana Maria Tabunda.
Analis juga mengatakan bahwa Sara bukanlah tiruan ayahnya. "Dia tidak memiliki keberanian seperti ayahnya dan itu bisa merusak daya tariknya," kata analis politik bernama Tony La Vina."Saya menduga keunggulannya akan menguap selama kampanye karena ia tidak memiliki pesona seperti ayahnya," imbuh dia.
Sementara itu analis politik Richard Heydarian mengatakan bahwa Sara Duterte akan menjadi boneka atau mewakili ayahnya jika memenangkan pilpres. "Dia memiliki pemikiran, basis dan tim sendiri serta memiliki pendekatan yang sangat berbeda dari ayahnya. Sara akan mencoba untuk mengambil jalannya sendiri pada kebijakan, termasuk tindakan keras antinarkotika dan hubungan dengan negara adidaya Tiongkok dan Amerika Serikat," pungkas Heydarian. AFP/I-1