kapal bernama Ebenheizer itu mengangkut 11 orang dari Pelabuhan Tobaol Ibu Halmahera Barat dengan tujuan Desa Mayau, Pulau Batang Dua. Tapi petugas SAR menerima aduan dari pihak keluarga penumpang kalau kapal tidak kunjung tiba hingga Selasa (25/6) malam atau lebih dari delapan jam setelah angkat jangkar.

Bandung, Jawa Barat -- Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) menyatakan sebuah kapal yang sempat dilaporkan hilang kontak saat berlayar di perairan Halmahera Barat, Maluku Utara (Malut) ternyata berlindung di sebuah pulau untuk menghindari cuaca ekstrem.

Kepala Kantor SAR Ternate Fathur Rahman dalam keterangan yang diterima di Bandung, Jawa Barat, Kamis, mengatakan kapal bernama Ebenheizer itu mengangkut 11 orang dari Pelabuhan Tobaol Ibu Halmahera Barat dengan tujuan Desa Mayau, Pulau Batang Dua.

Tapi petugas SAR menerima aduan dari pihak keluarga penumpang kalau kapal tidak kunjung tiba hingga Selasa (25/6) malam atau lebih dari delapan jam setelah angkat jangkar.

Beberapa saat setelah menerima laporan, kata dia, satu kapal KN SAR 237 Pandudewanata dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian ke lokasi terakhir sebagaimana yang dilaporkan pihak keluarga.

Menurut dia, di tengah proses pencarian berlangsung hingga Rabu (26/6) malam tim SAR menerima informasi dari personel TNI AL di Mayau bahwa kapal Ebenheizer beserta seluruh penumpangnya sudah tiba dalam keadaan selamat.
Kepada personel KN SAR, pengemudi kapal Ebenheizer mengaku mereka menghadapi cuaca ekstrem saat berlayar sehingga memutuskan untuk berlindung, sembari menunggu cuaca membaik dan mengikat kapal ke rompon di sekitar pulau perairan Maluku Utara.

Kondisi tersebut yang membuat mereka hilang kontak dan terlambat tiba ke Pulau Batang Dua.

Dikarenakan semua awak hingga para penumpang kapal dipastikan selamat dan sudah kembali kepada keluarga maka Kantor SAR Ternate menutup operasi.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan yang diperoleh bahwa pada malam hari tanggal 26 Juni 2024, saat sedang dalam perjalanan menuju Pulau Batang dua cuaca ekstrim. Motoris Longboat Ebenheizer memutuskan untuk berlindung dan mengikat tali longboat ke rompon (rakit) di sekitar Perairan Laut Malut untuk berlindung sembari menunggu cuaca membaik.

Kondisi inilah yang mengakibatkan Longboat Ebenheizer terlambat tiba di Pulau Mayau. Kantor Pencarian dan Pertolongan Ternate kemudian menghubungi KN SAR 237 Pandudewanata terkait update perkembangan. "Tim SAR Gabungan yang sedang melaksanakan pencarian kemudian bergerak menuju ke Pulau Mayau Batan Dua untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Setelah tiba di pulau Batan Dua dan memastikan bahwa benar Longboat Ebenheizer dengan POB 11 orang dalam kondisi selamat dan aman maka Operasi SAR pun selesai dan ditutup," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan data, sebanyak 11 penumpang menjadi korban hilang kontak longboat Ebenheizer ini yakni Markus Arnyanyi, Robinson Arnyanyi, Delifrain Pugutu, Magelhains Pugutu, Daromes Teo Pugutu, Rivan Pugutu, Elroi Pugutu, Romario Tarussy, Yuldin Arnyanyi, Yanti Pugutu dan Andre Pugutu.

Seperti diketahui sebelumnya, pada tanggal 25 Juni 2024 Sekitar Pkl 09.00 WIT, Rombongan bertolak dari Pel. Tobaol Ibu Halmahera Barat menggunakan long boat dengan tujuan Desa Mayau Pulau Batang Dua dengan estimasi waktu perjalanan 8 jam, kontak terakhir pada tanggal 25 Juni 2024 pukul 13.00 wit.

Namun hingga sampai saat ini long boat tersebut belum tiba di Pulau Batang Dua. Keluarga telah berusaha menghubungi penumpang yang berada di long boat namun belum ada satupun yang terhubung, selanjutnya keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Basarnas Ternate dan memohon bantuan SAR.

Baca Juga: